REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Rumah Sakit Singaparna Medika Citra (RS SMC) Kabupaten Tasikmalaya sampai saat ini masih merawat 11 pasien yang membutuhkan pengobatan difteri. Satu di antara pasien positif mengidap difteri. Sedangkan sisanya berstatus suspect difteri.
Kabid Pelayanan RS SMC, Iman Firmansyah merinci dari 11 pasien itu, tujuh di antaranya berusia dewasa dan empat sisanya masih anak-anak. Pasien tersebut, mulai berdatangan sejak pertengahan Desember 2017. Mulanya, bahkan jumlah pasien mencapai 17 orang. Namun, enam pasien sudah diizinkan pulang karena negatif difteri dan kesehatannya membaik
"Mulai berdatangan sekitar pertengahan Desember tanggal 20-an. Dari awal rawat 17, sisanya yang sekarang dirawat 11 pasien. Ada enam pasien sudah pulang karena kondisi membaik," katanya saat dihubungi Republika, Selasa (9/1).
Infografis, Dampak Mematikan Difteri.
Para pasien suspect difteri mayoritas berasal dari Kecamatan Bojong Gambir, Taraju, dan Cigalontang yang terletak di Tasikmalaya bagian selatan. Sedangkan, satu pasien positif difteri atas nama Sri berusia 14 tahun berasal dari Kecamatan Jamanis di Tasikmalaya bagian utara.
Kesemua pasien baik suspect maupun positif difteri menjalani perawatan di ruang isolasi. "11 pasien itu sudah diruang isolasi dibedakan dewasa dan anak," ujarnya.
Sebagai upaya penanganan saat ini, RS SMC memberi pengobatan antidifteri bagi pasien positif. Sedangkan, pasien dengan status suspect memperoleh obat berbeda.
"Sesuai prosedur penanganan difteri, kami masukan ruang isolasi dan tim medis pakai alat pelindung diri. Semua pasien dikasih obat, yang positif dikasih anti difteri serum (ADS) dan yang suspect dapat eritromisin" jelasnya.