REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang 2017, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengestimasikan total produksi perikanan tangkap mencapai 7,67 juta ton, atau setara Rp 158 triliun. Angka itu meningkat dibanding total produksi perikanan pada 2016 yang sebesar 6,54 juta ton atau senilai Rp 121 triliun.
Dirjen Perikanan Tangkap KKP Sjarief Widjaja mengatakan, peningkatan produksi tersebut salah satunya dipicu oleh bertambahnya jumlah kapal perikanan. Di tahun 2017, KKP telah memberikan bantuan kapal perikanan sebanyak 755 unit.
Selain itu, menurutnya, produksi nelayan tangkap juga terus meningkat seiring dengan kegiatan pemberantasan kapal asing pencuri ikan yang terus dilakukan. "Dampak dari perginya kapal-kapal asing itu memberikan kesempatan bagi stok ikan untuk kembali regenerasi," ujarnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/1).
Berdasarkan data Komisi Nasional (Komnas) pengkajian sumber daya ikan (Kajiskan), potensi stok ikan Indonesia meningkat signifikan dari 9,93 juta matriks ton pada 2015 menjadi 12,5 juta matriks ton pada 2016.
Di tahun 2018, Sjarief mengatakan, KKP menargetkan produksi perikanan tangkap dapat kembali meningkat menjadi 9,45 juta ton dengan nilai Rp 209 triliun. Untuk mencapai target itu, Ditjen Perikanan Tangkap akan memperbanyak izin kapal angkut untuk membawa hasil tangkapan ikan dari wilayah timur Indonesia yang potensinya masih besar. Selain itu, KKP juga akan kembali menyalurkan bantuan kapal perikanan sebanyak 513 unit.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP juga mencatat adanya peningkatan produksi di tahun lalu. Sampai Oktober 2017, berdasarkan data sementara KKP, volume produksi perikanan budidaya mencapai 16,1 juta ton. Angka itu naik tipis dibandingkan produksi pada 2016 yang mencapai 16,0 juta ton.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement