Jumat 12 Jan 2018 01:16 WIB

Apple Sebut Cina Setujui Pengoperasian Akun iCloud

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
iCloud. Ilustrasi
Foto: Mashable
iCloud. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING -- Apple Inc menyatakan layanan iCloud Apple akan mulai beroperasi di Cina bulan depan dan akan dijalankan perusahaan yang berbasis di sana. Apple sudah mengabari konsumen mereka di sana dan meminta mereka segera mengecek syarat dan ketentuan aktivasi akun iCloud.

Dalam syarat dan ketentuan tersebut, Apple mencantumkan bahwa Apple Inc dan mitra mereka di Cina bisa mengakses semua data yang disimpan di iCloud. Apple mengatakan pihaknya sudah memastikan semua hal sesuai dengan aturan komputasi awal yang ditetapkan regulator di Cina. "Apple juga memastikan pengguna iCloud di luar Cina tidak akan terpengaruh dengan operasional ini," demikian dilansir BBC, Selasa (10/1).

Dalam aturan keamanan siber yang Cina kenalkan pada Juli 2017 lalu mensyaratkan perusahaan teknologi menyimpan dana di Cina. Perusahaan mitra Apple di Cina, Guizhou on the Cloud Big Data (GCBD), merupakan perusahaan milik Pemerintah Provinsi Guizhou di Cina.

Apple membuka pusat data di Guizhou dengan investasi satu miliar dolar AS pada 2017 lalu agar bisa menyesuaikan diri dengan regulasi yang ditentukan. Apple juga menyampaikan, data iCloud mulai akan dipindahkan pada 28 Ferbuari mendatang. Konsumen Apple yang tinggal di Cina daratan yang tidak mau menggunakan iCloud yang dioperasikan GCBD diberikan opsi untuk menutup akun mereka.

Kemitraan dengan GCBD ini, kata Apple, akan membuat kecepatan dan jangkauan layanan iCloud lebih baik tanpa menabrak aturan yang ada. Apple memastikan kerahasiaan dan keamanan data terjaga dan tak ada 'pintu belakang' dalam sistem mereka.

Di media sosial, langkah ini tak lepas dari komentar miring karena makin memungkinkan Cina mengawasi warganya. iCloud sendiri biasanya dipakai untuk menyimpan dokumen dan foto.

Langkah yang Apple ini ditempuh menyusul kritik yang dilayangkan kepada perusahaan yang didirikan Steve Jobs yang menghapus 674 aplikasi jaringan privat virtual (VPN) dari App Store di Cina atas permintaan otoritas Cina karena dianggap melanggar aturan.

CEO Apple Tim Cook saat itu berharap pemerintah Cina bisa lebih longgar. Ia kemudian meyakinkan Apple akan menaati aturan lisensi VPN yang ditetapkan Cina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement