Sabtu 13 Jan 2018 06:13 WIB

Mengapa Gerindra tak Perkarakan La Nyalla?

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Elba Damhuri
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Presiden PKS Sohibul Iman usai mengumumkan nama calon gubernur maupun wakil gubernur yang akan didukung PKS di lima provinsi pada Pilkada 2018 di Kantor DPP PKS Jakarta, Rabu (27/12).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Presiden PKS Sohibul Iman usai mengumumkan nama calon gubernur maupun wakil gubernur yang akan didukung PKS di lima provinsi pada Pilkada 2018 di Kantor DPP PKS Jakarta, Rabu (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Ahmad Riza Patria angkat bicara terhadap pernyataan La Nyalla Mahmud Mattalitti yang mengaku diminta dana sebesar Rp 40 miliar oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Riza menilai agar permasalahan tersebut tidak perlu dibesarkan mengingat La Nyalla adalah kader yang berjasa kepada Gerindra.

"La Nyalla itu orang yang baik. Saya kenal betul, saya termasuk kader Gerindra yang mendukung beliau di Pilgub Jatim. Saya termasuk orang yang berusaha beliau didukung beberapa partai," kata Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Jumat (12/1).

Karena itu, Riza mengatakan, partainya kemungkinan tidak akan melakukan upaya hukum atas pernyataan tersebut. "Terkait langkah hukum, kita lakukan silaturahim, mediasi, melakukan cara-cara untuk menyelesaikan masalah mufakat. Saya yakin masalah partai dengan kader bisa diselesaikan mufakat," ujar dia.

Riza pun enggan menyebut pernyataan La Nyalla sebagai bentuk kekecewaan karena tidak mendapatkan rekomendasi Gerindra dalam Pilkada Jawa Timur 2018. Karena, menurutnya, La Nyalla selama ini telah berjuang ikut membesarkan partai.

Namun, Riza menggarisbawahi bahwa Gerindra memang telah memberikan kesempatan kepada La Nyalla untuk mencari dukungan kepada parpol lain untuk bisa maju di Pilkada Jatim. Sebab, Gerindra menurutnya tidak mempunyai cukup kursi untuk mengusung La Nyalla.

"Harus dipahami Partai Gerindra tidak bisa mengusung sendiri. Untuk itu, dalam beberapa kasus kita harus mendengar pendapat dari beberapa koalisi. Kita juga tidak bisa memaksakan, PAN, PKS untuk selalu bersama sama Gerindra. Tidak mungkin di seluruh daerah, teman koalisi harus terus bersama-sama," ujar Wakil Ketua Komisi II DPR tersebut.

Karena itu, Gerindra memahami teman koalisi memiliki pilihan lain sehingga harus dihormati dan akhirnya memutuskan mendukung Gus Ipul.

Adapun terkait kekecewaan Presidium 212 kepada Gerindra sebagai dampak tidak masuknya La Nyalla serta beberapa nama lain dalam daftar nama calon yang diusung Gerindra, Riza mengakui, ada komunikasi Gerindra dengan Presidium 212.

"Jadi, kami punya komunikasi hubungan dengan elemen-elemen, memang presidium seperti itu menitipkan orang-orang untuk dapat diusung partai-partai tertentu, termasuk Partai Gerindra, cuma tadi kita sampaikan kita tidak bisa mengusung sendiri," ujar Riza.

"Di Jabar di Bogor, ada satu nama disodorkan, tapi koalisi lainnya tidak mendukung. Mudah-mudahan bila ke depan Gerindra kursinya banyak, bisa mengusung sendiri sehingga lebih leluasa," kata Riza.

Sebelumnya, La Nyalla Mattalitti menyebut syarat uang yang diterapkan Gerindra untuk mengeluarkan rekomendasi di Pilgub Jawa Timur 2018. La Nyalla menuding Prabowo meminta duit ratusan miliar rupiah.

La Nyalla mengaku pertama kali dimintai duit untuk uang saksi pada 9 Desember 2017 lalu. Namun, La Nyalla tak memerinci uang saksi ini untuk ajang pesta demokrasi yang mana.

"Ada saat tanggal 9 itu yang ditanyakan uang saksi. Kalau siapkan uang saksi, saya direkom, tapi kalau uang saksi dari 68 ribu TPS dikali Rp 200 ribu per orang dikali dua berarti Rp 400 ribu. Itu sekitar Rp 28 miliar. Tapi, yang diminta itu Rp 48 miliar dan harus diserahkan sebelum tanggal 20 Desember 2017. Nggak sanggup saya, ini namanya saya beli rekom, saya nggak mau," ujar La Nyalla, Selasa (11/1). (Pengolah: muhammad hafil).

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هٰٓاَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۚ فَمِنْكُمْ مَّنْ يَّبْخَلُ ۚوَمَنْ يَّبْخَلْ فَاِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَّفْسِهٖ ۗوَاللّٰهُ الْغَنِيُّ وَاَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ ۗ وَاِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۙ ثُمَّ لَا يَكُوْنُوْٓا اَمْثَالَكُمْ ࣖ
Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah Yang Mahakaya dan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya). Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini).

(QS. Muhammad ayat 38)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement