REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Flyover Pancoran telah resmi diuji coba Senin (15/1). Kendati demikian, uji coba ini baru dapat dilaksanakan untuk satu jalur dari timur ke barat.
"Karena ada penyempitan di ujung untuk proyek light rail transit (LRT)," kata Sandiaga di Balai Kota, Senin (15/1) malam.
Sandiaga mengatakan akan meminta Direktur Utama PT Adhi Karya (Tbk) Budi Harto untuk mencoba mencari rekayasa dan inovasi. Dengan begitu, kedua jalur baik dari timur maupun barat akan dapat dilalui.
Sebelumnya, Sandiaga telah meninjau proyek tersebut sehari sebelum dibuka. Ia berharap fasilitas ini membantu mengurangi kemacetan di Jakarta hingga 15-17 persen.
Meski telah diuji coba, fasilitas ini belum disertai dengan sertifikat laik fungsi (SLF). Kepala Dinas Binamarga Yusmada Faizal mengatakan pengajuan SLF akan dilakukan secara paralel. Ia mengaku sudah melayangkan surat ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk pelaksanaan uji beban.
Kepala Bidang Jalan Tak Sebidang Heru Suwondo mengatakan jalur baru itu memiliki panjang 870 meter dan lebar sembilan meter. Mengenai uji beban, ia mengatakan Binamarga telah berkoordinasi dengan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) yang berwenang melakukan pengujian. Pengujian itu dapat dilakukan dalam hitungan jam sehingga jalan tetap bisa difungsikan terlebih dahulu.
Ia mengaku tak khawatir dengan kelayakan jembatan tersebut meski belum mengantongi SLF. Sebab, pembangunan jalan itu menggunakan sistem segmental boks girder yang telah teruji. Boks girder sangat cocok digunakan untuk jembatan bentang panjang.
Biasanya boks girder didesain sebagai struktur menerus di atas pilar. Boks girder dapat berbentuk trapesium atau kotak. Bentuk trapesium lebih digemari karena memberikan efisiensi yang lebih tinggi dibanding bentuk kotak.
Heru menjelaskan, berat boks girder yang digunakan di Flyover Pancoran mencapai 70 ton per buah. Dengan metode balance cantilever, struktur bangunan dianggap sudah cukup kuat. Sementara, beban kendaraan yang akan melintas tidak sampai sebesar itu. Ia memastikan jembatan itu kuat.
Hingga Ahad kemarin, Kepala Seksi Pembangunan Simpang Jalan tak Sebidang Hananto Krisna mengatakan pembangunan telah mencapai 98-99 persen. Pagar pembatas (parapet) telah dipasang, begitu juga lampu dan marka jalan. Ia berharap penyelesaian terakhir dapat dilakukan Senin malam.
Menurut Sandiaga, evaluasi akan dilakukan secara periodik. Ia ingin fasilitas ini juga diintegrasikan dengan moda infrastruktur lainnya.