REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang wanita bernama Ummul Fadl Lu baba baru saja mela hirkan anak bernama Abdullah pada 619 masehi. Tak lama setelah itu, istri dari Abbas bin Abdul Mutha llib ini membawa anaknya mengunjungi Rasulullah.
Sang nabi kemudian memberikan air liurnya kepada bayi tersebut. Kelak di kemudian hari, anak itu tumbuh dewasa dengan segudang pengeta huan. Kunjungan itu menjadi pertanda kedekatan Abdullah yang akrab dengan sapaan Ibnu Abbas dengan Rasulullah.
Sejak kecil Abdullah telah bertekad untuk melayani Rasulullah. Dia akan lari mengambil air saat putra Abdullah akan berwudhu. Kapan pun sang nabi shalat, Ibnu Abbas akan berdiri di belakang Nabi.
Ketika nabi melanjutkan per jalanan, dia akan mengikuti di belakang. Seperti bayang-bayang Nabi, Abdullah terus ber jalan mengikuti sang nabi kemanapun utusan Allah itu pergi.
Perekam hadis
Dalam berbagai situasi, Ibnu Abbas terlihat penuh perhatian. Dia selalu setia dan waspada akan apa yang akan terjadi pada Rasulullah.Apa yang dikatakan sang Nabi selalu dicatatnya. Dia sangat antusias. Pemikirannya jernih sehingga mampu merekam seluruh tingkah laku dan perkataan Rasulullah hingga akhir hayat.
Dialah sahabat yang terpelajar, melestarikan kata-kata Rasulullah yang tak ternilai harganya. Ibnu Abbas berkomitmen untuk merekam sekitar 1.660 ucapan Nabi yang dicatat dan disahkan dalam koleksi kitab sahih Bukhari dan Muslim.
Nabi sering mengajak Ibnu Abbas dan menganggapnya sebagai anak yang dekat dengannya. Sesekali sang na bi menepuk bahu cucu Abdul Mutha llib itu. Satu doa dipanjatkan Nabi khusus untuk Ibnu Abbas, "Ya Tuhan, jadikan dia mengerti agama Islam secara mendalam."
Rasul selalu mengulangi doa ini untuk sepupunya itu. Tak lama kemudian putra Abbas itu menyadari bahwa hidupnya harus dikhususkan untuk menambah pengetahuan dan hikmah yang banyak didapatnya dari Rasulullah.
Abdullah menceritakan kejadian yang dialaminya bersama Rasulullah. Suatu ketika Nabi berwudhu. Ibnu Abbas bergegas menyiapkan air untuk Rasulullah. Tampak wajah sang nabi senang dengan apa yang sedang dilakukan Ibnu Abbas.
Ketika akan shalat, Rasulullah mengajak putra Abbas itu untuk berdiri di sampingnya. Namun, sahabat itu justru berdiri di belakangnya. Ketika shalat selesai, Rasulullah berpaling kepada lelaki tersebut dan berkata, Apa yang mencegah Anda berdiri di samping saya wahai Abdullah? kemudian Ibnu Abbas berkata, Anda terlalu masyhur dan hebat sehingga saya tak dapat berdiri berdampingan dengan Anda."
Sambil mengangkat tangannya ke langit, Nabi kemudian berdoa: "Ya Tuhan, berikan dia hikmah." Doa Nabi Muhammad SAW dikhususkan untuk Abdullah putra Abbas. Doa itu adalah harapan agar sahabat itu memiliki kebijaksanaan yang membentuk perangainya dan menjadi kekuatan untuk menyiarkan Islam.