Rabu 05 Feb 2025 16:51 WIB

Siapa Pelopor Tradisi Bersalaman?

Rasulullah SAW menyebut kaum ini sebagai pelopor tradisi bersalaman.

Bersalaman (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Bersalaman (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anas bin Malik meriwayatkan, tatkala penduduk Yaman datang ke Madinah, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Telah datang kepada kalian penduduk Yaman, dan merekalah orang yang pertama sekali melakukan berjabat tangan."

Tak lama sesudah beliau mengatakan itu, orang-orang pun menyambut kedatangan sejumlah kaum Yaman. Di antara mereka adalah Abdullah bin Qays alias Abu Musa al-Asy'ari.

Baca Juga

Dalam kesempatan lain, Nabi SAW pernah memuji seorang sahabatnya dari negeri Yaman ini. “Wahai Abu Musa, sungguh engkau telah dikaruniai suatu suara yang indah dari keluarga Daud” (HR at-Tirmidzi). Pujian itu menandakan bahwa sosok yang pernah berhijrah ke Negeri Habasyah tersebut piawai membacakan ayat-ayat suci Alquran dengan suara nan syahdu.

Abu Musa al-Asy’ari berasal dari Arab selatan atau Yaman. Ketika mendengar kabar telah datangnya seorang utusan Allah, lelaki itu langsung meninggalkan kampung halamannya guna menuju Makkah.

Selang beberapa lama tinggal di kota kelahiran Nabi SAW, ia pun kembali ke negerinya. Di Yaman, Abu Musa al-Asy’ari menyebarkan syiar Islam. Tidak sedikit orang-orang dari kaumnya yang kemudian menjadi Muslim setelah mendengarkan dakwahnya.

Saat berada di Yaman, Abu Musa mendengar kabar bahwa sejumlah Muslimin Makkah telah berhijrah ke Habasyah (Etiopia). Dengan mengajak sejumlah kawannya, ia pun turut berpindah ke sana. Rombongan ini berjumlah sekira 50 orang. Termasuk di dalamnya adalah saudara-saudara Abu Musa, yakni Abu Burdah dan Abu Ruhm.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Dengan menumpangi perahu, mereka menyeberangi Laut Merah hingga sampai di Habasyah. Di sana, mereka berjumpa dengan Ja’far bin Abu Thalib dan sahabat-sahabatnya. Ja’far mengatakan, “Sungguh, Rasulullah SAW mengutus dan memerintah kami untuk tinggal di sini (Habasyah). Maka, tinggallah bersama kami.”

Hingga dimulainya fase hijrah ke Madinah, Abu Musa dan kawan-kawan pun menetap di sana. Begitu mendengar kabar hijrahnya Rasul SAW, Abu Musa al-Asy’ari pun hendak turut serta.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement