REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dikutip dari Ensiklopedi Islam 1, cara Imam Bukhari menentukan generasi ulama juga lebih ketat. Para ahli hadis mengklasifikasi generasi ulama, seperti murid-murid az-Zuhri, kedalam lima kelompok.
Dalam kitab Shahih Bukhari, banyak pula hadis sahih yang bersumber dari murid az-Zuhri. Adapun kelima kelompok itu adalah sebagai berikut. Pertama, perawi yang adil, kuat hafalan, teguh, dan telah lama menjadi murid az-Zuhri. Mereka antara lain Ibnu Uyainah, Uqail al-Ailiyyain, dan Sya'b bin Abi Hamzah.
Kedua, perawi yang tak terlalu lama menjadi murid az-Zuhri, tetapi juga adil dan kuat hafalannya. Mereka misalnya al-Awza'i, Lais bin Sa'ad, Nu'man bin ar-Rasyid, dan Abdurrahman bin Khalid. Ketiga, perawi yang lama menjadi murid az-Zuhri, tetapi punya sedikit cacat dalam hafalannya. Mereka umpamanya Sufyan bin Husain al-Aslami, Ja'far bin Barqan, Abdullah bin Umar bin Hafs al-Umari, dan Zam'ah bin Salih al- Makki.
Keempat, perawi yang tak lama menjadi murid az-Zuhri dan sedikit cacat dalam hafalannya. Misalnya, Ishak bin Yahya al- Kalbi, Mu'awiyah bin Yahya ash-Shadafi, Ishak bin Abdullah bin Abi Farwah al- Madani, Ibrahim bin Yazid al-Makki, dan al-Musanna bin Shabah.
Kelima, sekelompok orang yang lemah dan tidak dikenal (majhul) yang hadisnya hanya nasihat atau pendukung (syahid) terhadap hadis lain. Misalnya yang diambil Abu Dawud, an-Nasa'i, dan at-Tirmizi. Terhadap kelima golongan ini, Imam Bukhari hanya mengambil kelompok yang pertama dan yang kedua. Kelompok yang kedua pun lebih jarang diambilnya.
(Baca: Sejarah Karya Monumental Imam Bukhari)
(Baca Dulu: Butuh 16 Tahun Imam Bukhari Himpun Hadis)
(Baca Juga: Cara Imam Bukhari Telusuri Hadis)