REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Dipilih menjadi Rais AamIdaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) untuk kali keempat, bukan merupakan kebanggaan. Pasalnya, tugas dan tanggung jawab Rais Aam yang tidak ringan.
"Bukan sekadar memimpin organisasi kumpulan tarekat yang mu'tabar saja, tetapi juga menjaga agar tarekat di bawah naungan Jatman tetap istiqomah," ungkapHabib Luthfi bin Yahya dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Kamis (18/1).
Baginya, menjadi pemimpin tidak saja bertaggung jawab pada organisasi setiap lima tahun sekali. "Lebih dari itu memimpin organisasi tarekat ini juga bertanggung jawab dunia akhirat," ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, majelis Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) Muktamar XII Jatman Pekalongan kembali mempercayakan Habib Luthfi memimpin Jatman untuk periode lima tahin ke depan. Sidang majelis Ahwa juga memutuskan susunan organisasi Jatman dengan menetapkan Wakil Rais Am yang dipercayakan kepada KH Ali Mas'adi asal Mojokerto, Jawa Timur.
Berturut-turut susunan kepengurusan Jatman untuk lima tahun ke depan masing-masing, Katib Aam, KH Zaini Mawardi (Demak); Mudir Aam dijabat KH Wafiudin Sakam (DKI) dan Wakil Mudir Aam Habib Umar Mutohar SH.
Sidang Pleno yang berlangsung Rabu malam (17/1) di Pendopo lama Kota Pekalongan juga menetapkan Ketua Umum Mahasiswa Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Matan), Dt Hamdani Muin (Dosen UIN Walisongo Semarang) untuk kedua kalinya. Keputusan menunjuk Hamdani Muin, setelah pada Sidang Komisi Matan sepakat mengusulkan dua nama yakni Habib Husen bin Luthfi bin Yahya dan DR Hamdani Muin.
Akan tetapi setelah dua nama ini disodorkan ke Habib Luthfi selaku Rais Aam terpilih, Habib Luthfi memilih Hamdani Muin. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan putranya belum saatnya menjadi orang pertama di Matan.