REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Arifin Ilham
Pagi itu terasa indah. Satu per satu para guru, asatidz dan ulama, sahabat dan para tetangga berpamitan. Rumah penulis baru saja dijadikan tempat untuk menikmati silaturahim, duduk meleseh, merajut kebersamaaan dan berbincang santai tentang keumatan. Ditemani nasi uduk, teh hangat dan aneka gorengan, pemandangan pagi itu insya Allah lazim ditemui di setiap harinya, jika sedang ada di rumah. Masya Allah wa tabarakalah, indahnya menjamu para tetamu selepas Kajian Shubuh di Masjid Az-Zikra Sentul.
Sungguh ada rasa bahagia saat kita bisa menjamu para tamu. Kehadirannya adalah kebaikan dan keberkahan bagi tuan rumah. Begitulah paling tidak dirasakan oleh Sang Khalilulah, Nabi Ibrahim AS. Disebut dalam riwayat, datuknya Nabi Muhammad SAW ini sama sekali tidak mau makan jika tidak ditemani oleh tetamunya. Zona tamu pun digolongkan dari 40 orang tetangganya di samping kanan rumah, samping kiri, depan dan belakang rumahnya.
Di masa Nabi SAW, pernah ada seorang wanita yang mengeluh kepada Nabi tentang kebiasàan sang suami yang kerap kali membawa tamu ke rumahnya. Dan hal ini tentu sangat membuat dirinya repot dan lelah luar biasa.
Sayangnya sang nabi tidak begitu menghiraukannya. Dan wanita tersebut pun keluar dengan tidak mendapatkan jawaban apa pun dari Rasul.
Setelah beberapa waktu, sang penghulu para nabi dan rasul ini pergi ke rumah suami istri tersebut. Beliau berbisik kepada sang suami, "Sesungguhnya aku adalah tamu di rumahmu hari ini."
Betapa bahagianya sang suami mendengar ucapan Rasul tersebut. Maka dia segera menghampiri istrinya untuk mengabarkan bahwa tamu hari ini adalah Rasul SAW.
Si istri pun merasa bahagia karena kabar tersebut, dia pun segera memasak makanan yang lezat dan nikmat. Dia lakukan hal tersebut dengan penuh rasa bahagia di dalam hatinya
Ketika Rasul hendak pamit, beliau berpesan kepada si suami, "Ketika aku keluar nanti dari rumahmu, panggil istrimu dan perintahkan dia untuk melihat ke pintu tempat aku keluar."
Maka sang istri melihat Rasul keluar dari rumahnya diikuti oleh binatang-binatang melata, seperti kalajengking dan berbagai binatang yang berbahaya lainnya di belakang Rasul SAW.
Terkejutlah sang istri dengan apa yang dilihat di depannya. Maka Rasul SAW bersabda, "Seperti itulah yang terjadi. Setiap kali tamu keluar dari rumahmu, maka keluar pula segala bala, bahaya dan segala binatang yang membahayakan dari rumahmu.Maka inilah hikmah memuliakan tamu dan tidak berkeluh kesah karena kedatangannya."
Rumah yang banyak dikunjungi tamu adalah rumah yang dicintai Allah SWT. Rumah yang di dalamnya turun rahmat dan berbagai keberkahan dari langit.
Rasul SAW bersabda, "Jika Allah menginginkan kebaikan terhadap satu kaum, maka Dia akan memberikan hadiah kepada mereka."
Para sahabat bertanya, "Hadiah apakah itu, ya Rasul?"
Rosul bersabda, "Tamu akan menyebabkan turunnya rezeki untuk pemilik rumah dan menghapus dosa-dosa penghuni rumah."
Rasul SAW bersabda, "Rumah yang tidak dimasuki tamu (tidak ada tamu), maka malaikat rahmat tidak akan masuk ke dalamnya,"
Rasul Saw bersabda, "Tamu adalah penunjuk jalan menuju surga."
Rasul Saw bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya." Wallahu a'lam.