REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Mengantisipasi tergerusnya bahasa Palembang dari tengah masyarakat, mengundang keprihatinan Wakil Wali Kota (Wako) Palembang Fitrianti Agustinda. Keprihatinan tersebut terungkap pada pertemuan dengan tokoh-tokoh adat pada Rembuk Guguk Palembang, Selasa (23/1).
Pada pertemuan tersebut Wakil Wako Fitrianti Agustinda menyampaikan keprihatinannnya kelestarian kebudayaan Palembang ini. Menurutnya, untuk mempertahankan dan melestarikan adat yang akan menjadi warisan masa yang akan datang, Pemerintah Kota Palembang akan memasukkan kearifan lokal ke dalam pembelajaran di sekolah sejak jenjang SD sampai SMA. "Sangat disayangkan jika nantinya anak-anak muda di Palembang sudah tidak diwarisi dengan kemampuan menenun, berbahasa Palembang, dan tidak mengerti bagaimana membuat makanan khas Palembang," katanya.
Salah satu upaya pelestarian yang akan dilakukan Pemerintah Kota Palembang, melalui program melestarikan budaya Palembang dengan lebih memperkenalkan bahasa Palembang. "Pemerintah akan menjadikan Bahasa Palembang masuk ke dalam kurikulum siswa sebagai muatan lokal mulai dari di sekolah," ujar Fitrianti Agustinda.
Fitrianti meminta pelestarian budaya Palembang jadi perhatian Dinas Pendidikan Kota Palembang dengan menjadikan berbagai budaya dan adat Palembang sebagai bagian dari kegiatan ekstra kurikuler di sekolah-sekolah. Seperti menari tarian khas Palembang, membuat pempek atau kerajinan membuat tenun jumputan.
"Kalau di Jawa ada seni membatik kenapa kita di Palembang tidak ada seni menenun jumputan. Jangan sampai keahlian yang dimiliki oleh para orang tua siswa tersebut musnah dan tidak lagi dimiliki keturunannya," katanya.
Sementara itu menurut Ketua Penasehat Rembuk Guguk Palembang Kiagus Ali Muddin Halim, bahasa asli Palembang saat ini sudah mulai banyak terlupakan. Perkembangan zaman menjadi tantangan generasi masa kini. Kami mengusulkan Bahasa Palembang menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah sebagai solusi ke depan menjaga kepunahannya.
Kiagus Ali Muddin Halim menjelaskan, saat ini sudah ada para ahli yang tengah menyusun kamus Bahasa Palembang. Direncanakan tiga bulan ke depan sudah selesai dan dapat diterbitkan. "Kami mengharapkan Pemerintah Kota Palembang bisa mendukung upaya melestarikan bahasa asli masyarakat Palembang," katanya.
Rencana terbitnya kamus Bahasa Palembang mendapat tanggapan Wakil Wali Kota Fitrianti Agustinda. "Penerbitan kamus Bahasa Palembang oleh Rembuk Guguk Palembang ini adalah kabar gembira untuk kita semua sebagai upaya melestarikan Bahasa Palembang," ujarnya.