Senin 29 Jan 2018 10:16 WIB

Malaysia Bangun Jembatan Labuan Sepanjang 11 Km

Pendapatan per kapita Labuan akan menjadi yang kedua setelah Kuala Lumpur.

Kondi Pelabuhan Labuan di Johor sekarang ini.
Foto: straittimes.com
Kondi Pelabuhan Labuan di Johor sekarang ini.

REPUBLIKA.CO.ID -- Pembangunan jembatan 11 km akan di mulai pada 2020, yakni ketika negara-negara bagian lain di Malaysia dijadwalkan untuk mencapai status kemajuan. Ini dilakukan dengan cara  menghubungkan salah satu negara termiskin dengan distrik keuangan yang merupakan salah satu negara terkaya.

"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan," kata pemandu wisata Jerry Teo, mengacu pada peluncuran pembanguan jembatan yang diusulkan antara Sabah dan Labuan. Sebuah mimpi karena pembicaraan tentang jembatan tersebut telah terjadi di antara penduduk setempat di Labuan dan Sabahan selama tiga dekade, yaitu semenjak pemerintah pertama kali memperdebatkan dalam rencana pembangunan tahun 1997-2015.

Labuan, dengan 100.000 penduduknya, menjadi wilayah federal  yang dikelola langsung oleh pemerintah di Putrajaya -pada tahun 1984. Sebelumnya menjadi tempat tinggal dengan tingkat pajak rendah pada tahun 1990.

Kuala Lumpur juga telah sepakat untuk melakukan negosiasi mengenai penyerahan lebih banyak kekuatan pengambilan keputusan kepada dua negara bagian tersebut, dengan Sarawak telah mendapatkan konsesi dalam pendidikan. Teka-teki lain yang perlu dipecahkan adalah pertanyaan tentang pendapatan minyak bumi yang menurut beberapa orang Malaysia telah dialihkan selama beberapa dekade dari lautan minyak mereka yang kaya. "Jika Anda membuat keputusan yang tepat, kami akan memberikan perubahan yang nyata," kata Najib, saat meluncurkan pembangunan jembatan ini.

Cetak biru diarahkan untuk mengubah Labuan dari sekadar pusat keuangan - yang sebagian besar melayani sektor minyak dan gas - menjadi sektor yang sangat terintegrasi dengan pusat kegiatan ekonomi sesungguhnya di Sabah dan Sarawak.

Arsiteknya memperkirakan Labuan tidak hanya menyediakan modal kerja, tapi juga tenaga kerja dan logistik untuk industri manufaktur, pertanian, pariwisata, minyak dan gas di seluruh Kalimantan.

Asosiasi Kepercayaan Perusahaan Labuan Trust Chin Chee Kee percaya bahwa jembatan ini akan meningkatkan arus bisnis di Malaysia Timur. Ini karena, "Labuan akan dapat menghasilkan orang-orang berbakat, dan akan ada banyak gerakan ekonomi."

photo
Peta Posisi Labuan.

Penasihat utama Pusat Riset Pasifik Oh Ei Sun mengharapkan Sabah dan Sarawak untuk mengembalikan pihak BN (Narisan Nasional) sebagai pemerintah negara bagian mereka. Namun,  "kemarahan pada pemerintah federal tidak mudah diramalkan".

Dia mengatakan: "Inisiatif untuk Sabah dan Sarawak ini adalah tanggapan langsung terhadap keluhan tentang perlakuan tidak adil. Namun, dengan pemilihan beberapa minggu lagi, rata-rata pemilih Anda mungkin tidak merasa mendapat banyak manfaat dari janji-janji ini."

Masterplan membuat Labuan menarik

Pusat Bisnis dan Keuangan Labuan Internasional (LIBFC) adalah pendorong utama ekonomi wilayah ini yang menampung 13.260 perusahaan terdaftar agar mendapatkan keuntungan dari tarif pajak 3 persen.

Untuk sekelompok pulau yang hanya seperdelapan dari Singapura, dan dengan populasi 100.000 orang, adanya hubungan  ini memastikan pendapatan per kapita wilayah federal sebesar RM61.833 (19.651 dolar AS) . Ini adalah pendapatan per kapita yang kedua setelah Kuala Lumpur (RM101,420) dan di depan pesaing terdekat Penang (RM47,322).

Namun, tingkat pengangguran tertinggi di Malaysia dan kemiskinan hampir dua kali lipat rata-rata nasional. Ini menunjukkan perpecahan yang jelas antara mereka yang secara aktif terlibat dalam layanan keuangan dan industri minyak dan gas yang didukungnya, dengan mereka yang berada di luar lingkaran elit ini.

Sebuah kata  kunci dari Cetak Biru Pembangunan Labuan 2030 (LDB) adalah untuk mentransformasikan Labuan dari hanya menawarkan produk lepas pantai dengan pajak rendah ke hub "midshore" dimana bisnis tidak hanya ada di atas kertas tetapi memiliki karyawan dan kegiatan nyata di lapangan.

Membuat Labuan tempat yang menarik untuk tinggal dan bekerja akan sangat penting. Dan nantinya berarti konektivitas, kesehatan, pendidikan, dan kegiatan rekreasi akan berjalan lebih baik.

"Ada kebutuhan bagi kita untuk lebih meningkatkan integrasi  ke dalam ekonomi Labuan. Pariwisata, kesehatan, penerbangan, dan  jasa pengiriman adalah beberapa sektor yang dapat dikembangkan lebih jauh," kata direktur umum Jasa Keuangan Labuan Otoritas, Danial Mah Abdullah.

Jembatan labuan memproyeksikan bahwa pada tahun 2030, populasi Labuan akan tumbuh sebesar 50 persen. Kondisi ini didukung oleh setidaknya 50.000 pekerjaan yang sebagian besar akan diambil oleh penduduk setempat dan orang Malaysia dari Sabah dan Sarawak.

sumber : straitstimes.com
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement