Senin 29 Jan 2018 18:08 WIB

68 Kapal Pesiar Bersandar di Bali Tahun Lalu

Jumlah kunjungan kapal pesiar meningkat dibandingkan 2016.

Kapal pesiar sedang berlabuh (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Kapal pesiar sedang berlabuh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  GIANYAR -- Kepala Dinas Pariwisata Bali AA Yuniarta Putra mengungkapkan ada 68 kapal pesiar yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Benoa dan Pelabuhan Celukan Bawang sepanjang 2017. Puluhan kapal itu membawa wisatawan mancanegara (wisman).

"Hal itu membuat jumlah wisman yang datang ke Bali selama tahun 2017 mencapai 5,7 juta, melebihi target sebesar 5,5 juta wisman. Kami masih menunggu data pasti terkait wisman yang datang ke Bali dengan menggunakan kapal pesiar," katanya di Denpasar, Senin (29/1).

Jumlah kunjungan 68 kapal pesiar selama tahun 2017 ini mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah kunjungan kapal pesiar ke Bali pada periode semester pertama tahun 2016.

Sebelumnya, GM Pelabuhan Tanjung Benoa Ardhy Wahyu Basuki mengungkapkan bahwa jumlah kunjungan kapal pesiar ke Bali pada semester pertama tahun 2017 mencapai 38 kapal, dengan frekuensi kedatangan kapal terbanyak pada periode Februari - Maret 2017.

"Kedatangan 38 kapal pesiar pada semester pertama 2017 itu mengalami kenaikan 32 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016. Ini kenaikan yang signifikan akibat kebijakan diskon tarif sandar kapal," katanya.

Menurut dia, kenaikan jumlah kapal pesiar yang bersandar juga berbanding lurus dengan peningkatan kunjungan wisatawan asing.

Selama semester I/2017 tercatat ada kunjungan 32.200 turis mancanegara yang menggunakan kapal pesiar di Pelabuhan Benoa dan 32.052 penumpang turun dan berwisata ke Bali. Jumlah penumpang yang turun itu tumbuh 28 persen dibandingkan dengan periode semester I/2016," tambah Ardhy.

Berbagai peningkatan infrastruktur dilakukan terus agar lebih banyak kapal pesiar sandar di Bali. "Pelindo III juga melakukan perbaikan infrastruktur pelabuhan seiring kenaikan jumlah kapal pesiar yang bersandar. Dermaga yang awalnya sepanjang 290 meter bakal diperpanjang menjadi 340 meter," katanya.

Secara terpisah, Kasubag Pemberitaan Humas Pemkab Buleleng, Cok Aditya Wiraputra, mengaku pihaknya bisa memaksimalkan potensi Pelabuhan Celukan Bawang, karena pihaknya terkendala hak pengelolaan kawasan itu.

"Kalau Pelabuhan Benoa bisa menerima kedatangan kapal pesiar secara resmi, kenapa Pelabuhan Celukan Bawang tidak diberi hak itu, padahal potensi dari objek wisata yang ada cukup baik, sehingga kami bisa mengembangkan wisata, termasuk potensi kuliner pada beberapa restoran di Buleleng," katanya (25/1).

Pada beberapa waktu lalu, Menko Maritim Luhut B Pandjaitan mengatakan pembangunan pelabuhan Tanjung Benoa ditargetkan rampung pada 2018 dengan tujuan agar nantinya banyak kapal pesiar yang bisa bersandar di Bali.

Pelindo III sedanng membangun proyek tersebut bekerja sama dengan swasta. Adapun investasi yang digelontorkan untuk proyek ini yakni Rp 1,7 triliun, jumlah tersebut terdiri dari investasi infrastruktur terminal sebesar Rp 500 miliar dan Rp 1,2 triliun untuk pengerjaan kolam dermaga dan alur pelayaran.

"Dengan adanya pelabuhan kapal pesiar di pelabuhan Tanjung Benoa ini, pemerintah mengharapkan bertambahnya kunjungan wisatawan ke Bali. Nantinya, wisatawan akan bisa bepergian juga ke Mandalika dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur," kata Luhut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement