REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cabang olahraga angkat besi sudah melakukan persiapan Asian Games 2018 sejak Oktober tahun lalu. Saat ini, angkat besi juga sudah mulai berlatih bersama tim pendukung, yang merupakan para ahli dari berbagai bidang seperti psikolog, ahli nutrisi (nutritionist), dan pelatih kondisi otot (strength conditioning coach).
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Angkat Besi, Binaraga, Angkat Berat Seluruh Indonesia (PABBSI) Alamsyah Wijaya mengatakan tim sudah berlatih setiap hari bersama tim pendukung, yang bertanggungjawab terhadap pemulihan atau recovery, kekuatan atau strength, nutrisi. “Mereka latihan setiap hari dan didukung dengan strength conditioning seminggu sekali, nutrisi juga dibenahi, recovery juga dibenahi itulah gunanya tim pendukung itu," kata Alamsyah, saat dihubungi, Senin (29/1).
Sejak akhir Oktober tahun lalu, para atlet angkat besi sudah berlatih di Markas Komando Pasukan Marinir (Mako Pasmar II), Jakarta Pusat. Ada 11 atlet yang berlatih di Pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Angkat Besi ini.
Lifter yang ikut dalam pelatnas in, yakni peraih medali perak Olimpiade 2016 Eko Yuli Irawan, peraih medali emas SEA Games 2017 Deni dan I Ketut Ariana, peraih perak SEA Games 2017 Surahmat, M Hasbi, dan Triyatno. Pada sektor putri, ada peraih perak Olimpiade 2016 Sri Wahyuni Agustiani, Dewi Safitri, Acchedya Jagaddhita, dan Syarah Anggraini.
Pemerintah menargetkan angkat besi meraih satu emas di Asian Games nanti. Namun, PABBSI memiliki target dua medali emas. PABBSI juga tidak memberikan target spesifik siapa yang diharapkan akan membawa medali emas.
Alamsyah mengatakan Indonesia tidak akan ikut di semua kelas. Untuk lifter putra hanya akan sampai di kelas 77 kg. Sementara untuk putri Indonesia tidak akan turun di kelas 63 kg, 69 kg, 75 kg plus, dan 90 kg plus.
"Putra 77 kg, 85, 94, 105, 105 plus, kami enggak ada," kata Alamsyah.