REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud mengimbau, santri-santri Pondok Pesantren Al-Hidayah, Cicalengka, Bandung dan beserta Ormas lainnya, untuk tetap tenang dan tidak main hakim sendiri. Permintaan itu, terkait dengan kasus penganiayaan yang dialami Pengasuh Ponpes Al-Hidayah Kiai Umar Basyri, Sabtu (27/1) kemarin.
"Kita harapkan bagi santri-santrinya atau ormas-ormas Islam tetap menjaga situasi, jangan berlebihan, jangan main hakim sendiri, karena ini sudah ditangani Pak Polisi, semoga bisa terungkap semuanya," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (29/1).
Marsudi juga berharap, motif penganiayaan terhadap Kiai Umar itu bukan karena politik atau karena diperintahkan oleh kelompok orang besar tertentu. Menurutnya, kepolisian punya tugas yang besar untuk mencari tahu lebih mendalam apa yang terjadi di balik penganiayaan.
"Mungkin perlu dilihat ada enggak korelasi keluarnya itu, misal yang menyamping ke kanan, kiri, depan, belakang atau ke atas, itu memang ada enggak, itu harus dicari juga. Pak Polisi punya tugas untuk melihat sejauh mana, ada kepentingan orang lain apa enggak," ungkap dia.
Pihak kepolisian, kata Marsudi, harus mengusut tuntas kasus penganiayaan terhadap Kiai Umar Basyri itu. "Saya harap Pak Polisi bisa menanganinya dengan tuntas, kasus ini terbongkar, biar kelihatan semuanya, dan untuk mengetahui alasan mendasarnya apa," kata dia.