REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump pada Senin (29/1) menegaskan, Amerika Serikat tak ingin berbicara dengan Taliban saat ini. Sikap Trump merupakan tanggapan AS terhadap serangan mematikan di Afghanistan dalam beberapa waktu terakhir.
"Mereka membunuh orang di kanan dan kiri. Orang yang tak berdosa dibunuh kanan dan kiri, pengeboman di tengah anak-anak, di tengah keluarga, pemboman, pembunuhan di seluruh Afghanistan. Jadi kami tak ingin berbicara dengan Taliban. Mungkin akan ada waktunya, tapi itu waktu yang masih akan lama," kata Trump saat acara makan siang dengan Duta Besar Dewan Keamanan PBB.
Baca juga, Presiden Jokowi akan Tetap Berkunjung ke Afghanistan.
Trump akan membahas apa lagi yang bisa dilakukan untuk mengalahkan Taliban. Sebelas prajurit militer dan empat penyerang tewas pada Senin, setelah beberapa pria bersenjata menyerbu satu kamp militer di Kabul Barat, Ibu Kota Afghanistan. Ini merupakan serangan besar ketujuh di negeri tersebut pada Januari.
Tentara Nasional Afghanistan berjaga di pintu masuk akademi militer Marshal Fahim usai serangan di Kabul, Afghanistan, Senin (29/1).
Dua hari sebelumnya, satu pengeboman besar mobil di Kabul Tengah telah menewaskan sebanyak 103 orang dan melukai 235 orang lagi, sehingga menjadikannya serangan paling mematikan dalam beberapa bulan.