Selasa 30 Jan 2018 17:17 WIB

Operasi Turki di Afrin Berisiko Bentrok dengan Tentara AS

Tentara AS akan dijadikan sasaran jika mereka berbaur dengan petempur Kurdi.

Militer Turki.
Foto: Reuters
Militer Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Ahad (28/1) berikrar akan membersihkan perbatasan dengan Suriah dari pelaku teror, tindakan yang dapat meningkatkan risiko bentrokan antara tentara Turki dan AS di negara yang dicabik perang itu.

Wakil Perdana Menteri Turki dan Juru Bicara Pemerintah Bekir Bozdag pada Senin (29/1), hari ke-10 penyerbuan Turki, mengatakan tentara AS akan dijadikan sasaran jika mereka berbaur dengan petempur Kurdi. Namun, ia menganggap risiko konflik langsung sebagai kemungkinan yang tipis dalam operasi besar yang dilancarkan pada 20 Januari oleh militer Turki dan Tentara Suriah Bebas untuk mendesak petempur Kurdi dari Suriah Utara.

Petempur Kurdi, yang dilarang Ankara, telah bersekutu dengan tentara AS dalam perang melawan ISIS. "Bentrokan militer antara Turki dan Amerika Serikat Serikat di Suriah akan mengakhiri NATO, aliansi militer tempat kedua negara tersebut menjadi anggotanya," kata Ersan Sen, profesor hukum di Istanbul Marmara University selama satu acara tayang-bincang.

Sen menekankan Turki berperang untuk keamanan nasionalnya di Suriah melawan milisi Suku Kurdi Unit Perlindungan Rakyat (YPG), yang dianggap sebagai teroris dan diduga membentuk negara de-fakto di perbatasan Turki, di tengah ketidakpercayaan dan kekecewaan yang mendalam antara kedua mitra NATO tersebut yang memiliki kemitraan strategis.

Hanya jika Turki berhasil dapat ada rasa lega dalam hubungan AS-Turki yang tegang melalui dialog intensif. Pernyataan itu dikeluarkan di tengah pernyataan baru dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang berikrar akan membersihkan seluruh 900 kilometer perbatasan Turki dari kehadiran anggota YPG. Pernyataan tersebut dipandang sebagai tanda serangan Turki dapat diperluas 100 kilometer lebih ke timur ke Kota Manbij, tempat personel Pasukan Khusus AS ditempatkan.

Ketika berbicara dengan anggota Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP), yang memerintah, di Ankara, Erdogan menepis seruan AS kepada Turki agar membatasi penyerbuannya. Presiden Turki itu mengatakan kota kecil berikutnya yang akan dijadikan sasaran setelah daerah kantung Kurdi, Afrin ialah Manbij sehingga meningkatkan kemungkinan tentara AS terseret ke dalam perang antara tentara Turki dan Suku Kurdi Suriah.

Pada Ahad, beberapa hari setelah terseret ke dalam lumpur dan cuaca buruk di wilayah pegunungan terjal, Turki meningkatkan Operasi Cabang Zaitunnya, dengan merebut Bukit Barsaya --yang strategis-- di dekat Kota Perbatasan Azaz, kata Angkatan Bersenjata Turki.

Hubungan Turki dengan Amerika Serikat telah keruh akibat dukungan Washington buat YPG, yang dikatakan Ankara adalah cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dilarang oleh Turki.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement