Selasa 30 Jan 2018 19:31 WIB

Direktur CIA: Cina Ancaman Besar Bagi AS

CIA sebut Cina curi informasi komersial dan infiltrasi sekolah dan rumah sakit AS.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Direktur baru CIA Mike Pompeo.
Foto: AP Photo/Manuel Balce Ceneta
Direktur baru CIA Mike Pompeo.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Direktur CIA Mike Pompeo mengatakan upaya Cina memberikan pengaruh atas Barat, sama berbahayanya dengan Rusia. Menurutnya, Cina bahkan memiliki upaya yang lebih besar mencapai tujuan mereka, dibandingkan dengan Rusia.

Sebagai contoh, dia membahas upaya Cina mencuri informasi komersial dan infiltrasi sekolah dan rumah sakit di AS. Upaya ini diperluas juga ke Eropa dan Inggris.

"Pikirkan perbandingan skala dari dua negara itu. Cina memiliki upaya yang jauh lebih besar untuk bisa menjalankan misi tersebut daripada Rusia," ujar mantan anggota Kongres dari Partai Republik ini dalam sebuah wawancara dengan BBC.

Awal tahun ini, mantan perwira CIA Jerry Chun Shing Lee ditangkap dengan tuduhan menahan informasi rahasia dalam kasus yang diduga terkait dengan pembongkaran operasi mata-mata agen tersebut di Cina. Dua tahun sebelumnya, sekitar 20 informan terbunuh dan dipenjara, dan insiden ini menjadi salah satu kegagalan paling mengerikan dari intelijen AS dalam beberapa tahun terakhir.

Pompeo mengatakan negara-negara dapat secara kolektif melakukan lebih banyak upaya untuk memerangi Cina yang terus memperluas pengaruhnya atas Barat. "Kami dapat melihat upaya yang sangat terfokus mencuri informasi Amerika, untuk menyusup ke Amerika Serikat dengan mata-mata dengan orang-orang yang akan bekerja atas nama pemerintah Cina untuk melawan Amerika," kata dia.

"Kami melihatnya di sekolah kami, kami melihatnya di rumah sakit dan di sistem medis kami. Kami melihatnya di seluruh perusahaan Amerika, juga berlaku di belahan dunia lain, termasuk Eropa dan Inggris," jelas Pompeo.

Intervensi Rusia selama ini telah menjadi fokus perdebatan politik di Washington. Rusia dikenai tuduhan peretasan dan pembocoran informasi serta penggunaan media sosial untuk menabur pemecahan.

Namun Pompeo membuat klaim mengejutkan yang menyatakan Cina memiliki kemampuan yang lebih besar untuk memberikan pengaruh di dunia. Menurutnya, ada lebih banyak yang harus dilakukan AS untuk menghadapi negara tersebut.

Jangkauan Cina diduga dilakukan melalui spionase tradisional (oleh manusia dan siber) dengan menggunakan kekayaan intelektual yang dicuri untuk membantu bisnisnya. Namun hal itu juga mencakup upaya Cina memanfaatkan bobot ekonominya untuk mempengaruhi perusahaan Amerika yang mencari akses ke pasarnya.

Pompeo juga membantah isu yang mengatakan AS memiliki sedikit pengaruh terhadap konflik Suriah, tempat Presiden Bashar al-Assad berkuasa dengan dukungan Rusia dan Iran. "Kami akan membahas masalah-masalah rumit itu dan mendorong kembali Iran sejauh mungkin," ungkapnya.

Tahun lalu Pompeo menulis surat kepada Qasem Soleimani, pemimpin pasukan Quds, bagian dari Garda Revolusi Iran untuk memperingatkannya setiap serangan terhadap kepentingan AS tidak akan luput dari hukuman.

"Saya ingin mengirim pesan yang jelas kepada Qasem Soleimani ada kepentingan Amerika - ada kepentingan Barat, kepentingan Inggris dan lainnya - dan serangan terhadap kami akan disambut dengan respons yang sama," ujar Pompeo.

Menurut Pompeo, aksi Iran menembakkan rudal ke Arab Saudi melalui pemberontak di Yaman adalah aksi tidak dapat diterima dan bisa dianggap sebagai tindakan perang. Dia mengatakan, cara terbaik untuk menghindari eskalasi konflik adalah memastikan Iran memahami akibat dari aksi semacam itu, tidak hanya di wilayah ini, tetapi juga di Eropa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement