Rabu 31 Jan 2018 10:07 WIB

MUI: Surat untuk Kapolri Bentuk Sikap Kritis

Pidato Kapolri dinilai perlu ada koreksi dan klarifikasi

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Gedung Majelis Ulama Indonesia, ilustrasi
Gedung Majelis Ulama Indonesia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi menjelaskan bahwa apa yang disampaikan KH Tengku Zulkarnain terkait pidato Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian adalah atas nama pribadi dan bukan atas nama organisasi MUI. Namun, Zainut menilai bahwa surat terbuka yang disampaikan KH Zulkarnain di berbagai media tersebut sebagai bentuk sikap kritis.

"Surat terbuka yang ditulis oleh Bapak KH Tengku Zulkarnain adalah bentuk sikap kritisnya sebagai warga negara terhadap pidato Bapak Kapolri yang beliau nilai perlu ada koreksi dan klarifikasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di kalangan umat Islam," ujar Zainut dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Rabu (31/1).

Karena itu, Zainut secara pribadi memberikan apresiasi dan penghargaan kepada KH Zulkarnain. MUI mengajak kepada semua pihak untuk membangun budaya tabayun atau klarifikasi terhadap berbagai berita dan informasi agar tidak terjadi fitnah dan kesalahpahaman di antara kedua belah pihak.

Zainut mengutip firman Allah SWT dalam Alquran Surat Al-Hujarat ayat 6 sebagai berikut:

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu".

Dalam ayat ini, menurut Zainut, Allah SWT melarang hamba-Nya yang beriman berjalan mengikut desas-desus, informasi dan berita yang belum pasti kebenarannya. Kata Zainut, Allah menyuruh kaum yang beriman untuk memastikan kebenaran berita yang sampai kepada mereka melalui proses klarifikasi (tabayyun), karena tidak semua berita yang dicuplikkan itu benar, dan juga tidak semua berita yang terucapkan itu sesuai dengan fakta yang sesungguhnya.

"Maka wajib bagi kita semuanya untuk selalu waspada agar tidak terjerumus pada tindakan saling menista dan memfitnah," ucapnya.

Zainut mengatakan bahwa MUI menghargai niat baik Kapolri yang ingin melakukan silaturahmi dengan pimpinan ormas Islam untuk meberikan keterangan dan klarifikasi terhadap beredarnya video pidato beliau yang sudah menjadi viral di media sosial. Menurut pandangan MUI, langkah Kapolri tersebut merupakan bagian dari proses tabayun yang sesuai dengan perintah ajaran agama.

"Semoga melalui forum silaturahmi tersebut dapat menjelaskan duduk masalah sehingga persoalannya menjadi terang dan tidak ada kesalah pahaman diantara sesama umat Islam," kata Zainut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement