REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Gerhana bulan total yang akan terjadi pada Rabu (31/1) malam hingga Kamis (1/2) dini hari yang diprediksi menimbulkan air laut pasang dan gelombang tinggi, membuat para nelayan di Ternate, Maluku Utara takut melaut.
"Kami takut melaut, karena sesuai informasi melalui siaran televisi bahwa gerhana bulan total itu akan menimbulkan gelombang tinggi di perairan Maluku Utara sampai 4 meter," kata salah seorang nelayan di Ternate, Jakaria, Kamis (31/1).
Para nelayan mengaku tidak akan melaut sampai beberapa hari ke depan, karena gelombang tinggi yang ditimbulkan fenomena gerhana bulan total itu sesuai penyampaian dari Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan berlangsung hingga awal Februari 2018.
Menurut dia, walaupun mereka akan kehilangan pendapatan karena tidak melaut, tetapi itu merupakan pilihan terbaik karena kalau memaksakan diri melaut dengan kondisi ketinggian gelombang sampai 4 meter, sangat membahayakan keselamatan di laut, terutama jika menggunakan kapal kecil.
Banyaknya nelayan di Ternate dan kabupaten/kota lainnya di Maluku Utara yang memutuskan tidak melaut itu, maka diperkirakan harga ikan di pasaran setempat akan melonjak, apalagi kalau stok ikan di tingkat pedagang yang masuk dalam beberapa hari terakhir mulai menipis.
Sedangkan, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Ternate, Muhammad Rizal membenarkan gerhana bulan total akan menimbulkan dampak di bumi, yakni terjadinya air laut pasang, sehingga masyarakat yang tinggal di daerah pantai harus waspada.
Jika air laut pasang tersebut disertai dengan terjadinya angin kencang maka akan berpotensi menimbulkan gelombang tinggi, untuk di perairan Maluku Utara, terutama di perairan Utara Pulau Halmahera bisa mencapai 4 meter. Ia menambahkan, gerhana bulan total di wilayah Maluku Utara diprediksi terjadi pukul 21.51 WIT, yang jika tidak berawan dan tidak turun hujan dapat disaksikan masyarakat tanpa menggunakan pelindung mata.