REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Hendranata memprediksi suku bunga Bank Indonesia (BI) pada tahun ini tidak akan turun lagi. Hal ini karena BI sudah agresif menurunkan suku bunga acuan sampai 4,25 persen.
Meskipun begitu, Anton menuturkan dalam kondisi tersebut masih bisa dimanfaatkan dengan baik. "Tinggal dimanfaatkan suku bunga rendah. Kalau ini tidak dimanfaatkan jadi naik lagi koreksinya," kata Anton di Menara Bank Danamon, Rabu (31/1).
Anton mengharapkan ekonomi pada 2018 tidak kehilangan momentum. Hal ini agar rupiah tidak tertekan karena Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuan.
Jika rupiah tertekan, kata Anton, akan muncul ancaman inflasi yang terlalu tinggi. "Berarti BI bisa menaikkan suku bunga. Kan rugi sudah nurunin bunga signifikan tapi belum dinikmati," tutur Anton.
Meskipun begitu, Anton menilai pada 2018, potensi kenaikan suku bunga tidak dapat dihindari. Begitu juga dengan tingkat persaingan yang ketat juga menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Sementara itu, Anton mengatakan setiap bank akan sangat hati-hati pada 2018 ketika rasio kredit bermasalah (NPL) sudah mencapai 2,9 persen tahun lalu. "Karena perekonomian stagnan di lima persen permintaan kreditnya. Jadi di 2018 kalau ada permintaan kemuungkinan pertumbuhan kredit akan naik bisa ke arah 10 persen," kata Anton.