Rabu 31 Jan 2018 21:33 WIB

Warga Purwakarta Kecewa Bulan Tertutup Awan

Warga hanya bisa melihat bulan beberapa menit.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Nur Aini
Gerhana bulan, Jakarta, Rabu (31/1) malam.
Foto: Darmawan / Republika
Gerhana bulan, Jakarta, Rabu (31/1) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sebagian warga Kabupaten Purwakarta kecewa karena fenomena alam gerhana bulan (super blue blood moon) tertutup awan hitam. Akibatnya, bulan pun tak terlihat.

Nano Sumarno (32 tahun) warga Gg Flamboyan, Kelurahan Nagri Kaler, mengatakan, selepas maghrib langit di sebagian Purwakarta tertutup awan hitam. Sampai pukul 20.30 WIB, kondisi langit masih tetap sama. Warga pun tak bisa menyaksikan fenomena gerhana yang terjadi setiap 150 tahun sekali ini.

"Pada pukul 20.35 WIB, awan hitam mulai bergeser. Kami bisa melihat bulan dengan warna merah. Tapi, tidak lama dan tidak begitu jelas. Hanya beberapa menit saja. Setelah itu, bulan kembali tertutup awan," ujar Nano, kepada Republika.co.id, Rabu (31/1).

photo
Foto multiple exposure gerhana bulan Supermoon tampak dari kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).

Kondisi itu jelas membuat kecewa. Sebab, dia bersama para tetangga ingin menyaksikan kejadian langka ini. Tetapi, alam tidak mendukung. Apalagi, di lingkungan rumahnya tidak ada alat canggih seperti teropong. Sehingga, warga hanya bisa melihat awan hitam saja di langit tanpa bisa menikmati detik-detik gerhana tersebut.

photo
Gerhana bulan Supermoon tampak dari kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).

Warga lainnya, Kunenah (52 tahun), mengaku, dirinya bolak-balik keluar rumah untuk melihat ke langit. Tetapi, sampai tiga kali keluar, bulan tetap tertutup awan hitam. "Padahal, sudah sangat berharap bisa menyaksikan gerhana bulan secara langsung. Tapi sayang, langitnya tertutup awan," ujar Kunenah.

Untuk mengobati kekecewaannya itu, ibu tiga anak ini hanya bisa memantengi layar televisinya. Ia berharap, ada stasiun tv yang menayangkan siaran langsung fenomena gerhana bulan berdarah ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement