REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ratusan warga yang telah memadati kawasan Pantai Sanur, Bali, Rabu malam (31/1), gagal mengamati peristiwa alam gerhana bulan total. Hal ini karena langit di kawasan tersebut tertutup mendung, bahkan sejumlah kawasan juga gerimis.
Sejak sore hari, kawasan tersebut telah terlihat antusiasme warga untuk menyaksikan fenomena alam langka tersebut. Tak hanya warga asal Denpasar, sejumlah wisatawan mancanegara juga terlihat berbaur dengan warga menunggu gerhana bulan total.
Sejumlah pehobi fotografi pun terlihat telah mempersiapkan alat-alat seperti tripod dan lensa tele untuk mengabadikan momen yang terakhir terjadi 152 tahun silam itu. Namun, hingga waktu puncak gerhana yaitu 21.29 WITA, gerhana bulan tidak dapat teramati di Pantai Sanur, sehingga sebagian warga kecewa.
Vika Annisa salah seorang warga mengaku telah menantikan terjadinya fenomena alam yang jarang tersebut. "Sejak sore, saya sudah ke sini ingin melihat gerhana, tapi bagaimana, karena faktor alam diluar kuasa kita, ya sedikit kecewa sih," katanya.
Hal itu juga diungkapkan Aris Budi, seorang pehobi fotografi yang datang ke Pantai Sanur bersama sejumlah rekan komunitasnya. "Saya tadi ke sini tujuannya bisa motret foto gerhana untuk sekadar diupload di Instagram atau Facebook, tapi mendung tebal sekali di sini, jadi gagal mendapat foto," ujar Aris Budi.
Gerhana bulan 31 Januari 2018 termasuk langka karena ada tiga peristiwa yang terjadi bersamaan, yaitu super moon, blue moon dan blood moon. Gerhana bulan total supermoon selanjutnya akan terjadi pada 8 Oktober 2033.
Sementara itu, sebagian masyarakat Muslim Bali melaksanakan Shalat Gerhana Bulan di sejumlah masjid dan musholla di Pulau Dewata, seperti di kawasan Gatot Subroto, Kota Denpasar.