REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi membantah adanya harga gabah anjlok di tingkat petani. Meski terjadi penurunan harga sebesar Rp 800 per kilogram (kg).
Ia menjelaskan, jika penurunan harga Gabah Kering Panen (GKP) dari Rp 6.500 per kg ke Rp 5.800 per kg sampai dengan Rp 5.700 per kg, artinya masih cukup mahal. Gabah tersebut jika diproses menjadi beras secara hitungan kasar masih berada pada angka Rp 11.600 per kg.
"Ini masih di atas HET medium, masih di harga premium. Ini harga turun ke arah harga beras normal, bukan ke anjlok namanya," kata dia, Kamis (1/2).
Sedangkan, jika penurunan harga sebesar Rp 800 per kg terjasi dari harga gabah Rp 4.800 per kg. Itu artinya harga gabah berada pasa level Rp 4.000-an.
"Nah ini Bulog tentu akan tahan harga supaya tidak anjlog," kata dia.
Kendati demikian, perusahaan pelat merah ini mengaku siap untuk membelinya. Pembelian tentunya akan dilakukan sesuai dalam koridor peraturan yang ada. Beberapa peraturan yakni membeli sesuai HPP plus fleksibilitas untuk beras CBP dan harga komersial dengan harga yang wajar.
"Dalam artian bila kami olah gabah tersebut jadi beras tetap dapat disalurkan di bawah HET medium atau premium," ujarnya.