REPUBLIKA.CO.ID, MILAN — Permainan AC Milan tidak selalu indah untuk disaksikan. Bahkan, mungkin hanya sedikit orang yang akan mennatinya. Namun, Milan memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan di bawah mantan gelandang enerjik mereka Gennaro Gattuso.
Hasil imbang 0-0 melawan Lazio pada Kamis (1/2) pada Piala Italia memperpanjang laju tidak terkalahkan mereka menjadi enam pertandingan di semua kompetisi sehingga mematikan alarm kemerosotan sebelum jeda musim dingin. Pada laga sebelumnya, Rossoneri mencatat kemenangan 2-1 di liga atas lawan yang sama.
Setelah kemenangan atas Lazio pada Ahad (28/1), Gattuso mengizinkan para pemainnya untuk menampar kepalanya di tengah lapangan dalam bentuk perayaan yang tidak biasa. "Saya hanya ingin membuat skuat saya gembira, khususnya para pemain yang marah kepada saya karena mereka berada di bangku pemain cadangan," kata dia.
Gattuso tidak pernah melatih tim Liga Italia sebelum ia mengisi posisi ini pada November lalu setelah Vincenzo Montella dipecat. Namun, ia cukup sukses dalam mentransmisikan semangat juang yang dimilikinya saat masih menjadi pemain.
"Mungkin saya adalah pelatih terburuk di Serie A, namun saya selalu ingin menang, bahkan saat bermain di taman dengan putra saya sendiri," ucapnya setelah kemenangan di Piala Italia atas tim sekota Inter pada Desember.
Gattuso menghabiskan 12 musim bermain untuk Milan. Dua turut memenangi dua gelar Liga Italia, dua Liga Champions, dan satu Piala Dunia Antarklub. Dia dikenal sebagai salah satu pemain paling tangguh di Italia.
Carlo Ancelotti (kiri) ketika memberi selamat kepada Gennaro Gattuso setelah AC Milan menjadi kampiun Liga Campions UEFA di Stadion Olimpiade, Athena, Yunani, 23 Mei 2007. (EPA/KERIM OKTEN)
Karier sebagai pelatih mengalami naik turun. Termasuk saat melatih klub Swiss FC Sion dan klub Serie B Italia Palermo, enam bulan di klub Yunani OFI Crete, dan kemudian pindah ke Pisa ketika ia memenangi promosi dari divisi ketiga Italia.
"Saya tidak pernah ragu bahwa ia dapat memancarkan jiwanya, karakternya, dan keberaniannya kepada para pemain," kata mantan pelatih Real Madrid, Juventus, Milan, dan Chelsea Carlo Ancelotti kepada Corriere della Sera saat diwawancarai pada Rabu (31/1).
Ancelotti juga menyuarakan kekagumannya pada bulan lalu ketika Gattuso merayakan ulang tahun ke-40nya. Dalam surat terbuka kepada Gattuso, Ancelotti mengingat ketika melihat gelandang bertahan itu duduk di bangku pemain cadangan Milan.
Ketika itu, Gattuso bersikap seperti orang gila. “Anda berteriak, Anda membentak, Anda memprovokasi para pemain Anda. Menurut saya Anda merupakan sosok yang tepat di tempat yang tepat," tulis Ancelotti.
Ancelotti melihat adanya hasrat, karakter, dan semangat berkorban untuk melewati berbagai halangan. “Ada juga kebutuhan bagi rasa gembira Anda untuk meredakan tensi-tensi tertentu dan sejumlah kemarahan Anda membangunkan orang yang tertidur,” kata dia.
(Baca juga: Gattuso 'Warisan' Ketiga Ancelotti di Milan)
Milan akan mengunjungi Udinese pada Ahad (4/2). Posisi Milan sekarang ini masih jauh dari lolos ke Liga Champions, target minimal mereka setelah menghabiskan dana 230 juta euro pada musim panas kemarin.
Hakan Calhanoglu (kiri) merayakan gol bersama rekan setimnya, Patrick Cutrone (kanan). (EPA-EFE/MAURIZIO DEGL INNOCENTI)
Permainan mereka minim keindahan seperti Napoli, Juventus, dan Lazio. Namun setidaknya para rekrutan baru seperti Hakan Calhanoglu telah menemukan kekuatan mereka dan publik San Siro mendukung mereka.
Calhanoglu mengatakan Gattuso memberinya motivasi dan memperlihatkan ketertarikan kepadanya. "Ia dengan jelas mengatakan kepada saya bahwa masalah ada di kepala saya, bukan di kaki saya. Ia mengatakan kepada saya untuk bebas dan bersikap santai, dan sejak itu saya telah bermain lebih baik."