Senin 05 Feb 2018 21:38 WIB

Mensos: Pernikahan Dini Banyak Terjadi di Asmat

Banyak perempuan di Asmat yang sudah menikah meski masih berusia 10-15 tahun.

Mensos Idrus Marham memberikan sambutan pada acara peluncuran Program Keluarga Harapan (PKH) Contact Center di Kemensos, Jumat (19/1).
Foto: Republika/Prayogi
Mensos Idrus Marham memberikan sambutan pada acara peluncuran Program Keluarga Harapan (PKH) Contact Center di Kemensos, Jumat (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR — Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan pernikahan dini memang masih begitu banyak terjadi di Kabupaten Asmat, Papua. Idrus mengatakan ini menjadi salah satu persoalan tersendiri yang perlu mendapat perhatian.

Idrus menuturkan banyak perempuan di daerah itu yang sudah menikah meski usianya masih begitu muda yakni antara 10 hingga 15 tahun. "Jadi memang perkawinan di Papua begitu cepat sekali, ada yang baru 10 hingga 15 tahun sudah menikah." katanya usai melepas secara resmi tim medis Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang siap bertugas ke Kabupaten Asmat, Papua, di Makasar, Senin (5/2).

Saat melakukan kunjungan langsung ke Kabupaten Asmat, putra Sulawesi Selatan itu mengaku sempat berbincang langsung dengan para ibu yang kebetulan dikumpulkan dalam kegiatan pemberian makan 1.000 hari pertama bagi bayi. Dalam kesempatan itu, dia melihat langsung para ibu datang dengan membawa beberapa anak yang masih begitu kecil yang ternyata anak mereka sendiri.

“Jarak kelahiran anak pertama dan kedua dan seterusnya memang begitu berdekatan. Makanya ada ibu yang baru sekitar lima tahun menikah sudah memiliki banyak anak," ujarnya.

Persoalan pernikahan usia muda di Asmat, Papua, juga sempat diungkapkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise. Menteri Yohana bahkan sempat menyerukan penghentian perkawinan usia anak dalam rapat konsultasi antara pemerintah dan DPR yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon.

Rapat konsultasi itu terkait tindak lanjut penanganan kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Papua, beberapa waktu lalu. Menurut dia, angka perkawinan usia anak di Papua cukup tinggi dan tentu memprihatinkan karena dapat membahayakan si anak karena secara fisik mereka belum siap untuk berproduksi. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement