REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Arab Saudi mengambil langkah besar untuk meningkatkan pariwisata di Madinah. Wilayah yang kaya akan sejarah Islam dan memiliki banyak situs penting dari masa lalu ini ingin menarik lebih banyak pengunjung.
Madinah adalah pusatnya budaya Islam sejak 2013. Pada 2017, wilayah ini dinobatkan sebagai pusat pariwisata Islam. Sektor turisme berkembang pesat di sana. Sebagian besar pengunjung biasanya menyasar situs-situs yang berhubungan dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Direktur Jenderal Commission for Tourism and National Heritage (SCTH) cabang Madinah, Khalid bin Hussein Al-Shahrani mengatakan, perkembangan di Madinah saat ini karena dukungan Kerajaan. "Panduan dari Pangeran Faisal bin Salman, Gubernur wilayah Madinah dan Ketua Dewan Perkembangan Pariwisata memiliki peran sangat besar," kata dia pada Arab News, Senin (5/2).
Madinah telah dianggap sebagai salah satu pilar utama National Transformation Program (NTP) 2020 dan Vision 2030. Sehingga Badan Perkembangan Pariwisata sangat menggencarkan berbagai upaya pengembangan dengan berbagai cara.
Beberapa diantaranya adalah meningkatkan fasilitas dan pelayanan di situs-situs tertentu. Juga menambah akomodasi wisata di sejumlah sektor. Kini ada 565 fasilitas di area Madinah yang menjadi sasaran.
"Selain itu banyak juga paket kegiatan wisata dan program-program hiburan yang disediakan," kata dia. Wilayah Madinah akan menjadi penyedot biaya proyek pengembangan investasi terbesar di Saudi.
Sejumlah proyek bertujuan merevitalisasi pusat pariwisata serta menyediakan lapangan pekerjaan di sektor vital terkait. Al-Shahrani mengatakan, Madinah memiliki 173 agen pariwisata dan travel hingga saat ini.
SCTH telah memberikan izin pada 55 operator tour dan delapan kantor untuk pemesanan akomodasi wisata. Jumlah pemandu wisata terakreditasi telah meningkat jadi 63 orang.
Shahrani menambahkan, Madinah juga sudah punya bus wisata yang melewati situs-situs bersejarah. Proyek ini diluncurkan pada 2017 sebagai bagian dari peresmian pusat wisata Islam Madinah.