Selasa 06 Feb 2018 19:53 WIB

Aher: Jawa Barat Siaga Darurat Bencana

Status siaga darurat bencana Jabar berlaku hingga 31 Mei 2018.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), mengeluarkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor di Jawa Barat. Status ini berlaku sampai 31 Mei 2018, termasuk untuk kawasan Kabupaten Bogor yang beberapa wilayahnya mengalami longsor pada Senin (5/2).

Aher menuturkan, setidaknya 82 persen wilayah Jawa Barat dan 90 persen khususnya di Kabupaten Bogor termasuk wilayah rawan bencana. Imbauan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama untuk tidak tinggal di dataran tinggi maupun wilayah tebing, terus disampaikan.

Upaya penyebarluasan terhadap masyarakat akan terus dilaksanakan sebagai tindakan preventif. "Jawa Barat itu kan wilayah bumi vulkanik muda. Subur, tapi rawan bencana," tuturnya saat ditemui Republika.co.id saat berkunjung ke area longsor di Riung Gunung, Bogor, Selasa (6/2).

photo
Sejumlah petugas gabungan melakukan evakuasi longsor di Jalur Utama Puncak, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/2).

Selain faktor cuaca dan kondisi geologi Puncak, Aher tak menampik bahwa bencana longsor di jalur Puncak memiliki keterkaitan dengan kerusakan lingkungan yang ada. Ia mengklaim, pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Barat maupun pemerintah kabupaten (Pemkab) Bogor kini terus berupaya dan gencar dalam memperbaiki lingkungan.

Aher berharap, masyarakat bisa turut serta menjaga lingkungan dan melakukan normalisasi kawasan hutan yang menjadi kunci utama dalam keseimbangan lingkungan. Untuk bencana longsor di jalur Puncak, Aher berharap agar proses evakuasi bisa menemukan titik terang. "Tim akan terus bekerja untuk menemukan korban. Tapi, cuaca yang hujan terus tentu akan menghambat," ucapnya.

Sementara itu, terkait longsor di Cijeruk, Bogor, Aher memastikan bahwa Pemprov Jabar akan melakukan pendampingan terhadap Asep (45 tahun) oleh psikolog. Asep adalah suami dari Nani serta bapak dari Aurel, Aldi dan Adit yang menjadi korban tertimbunnya longsor.

 

photo
Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan menyisiri tempat terjadinya bencana longsor di Kampung Cibitung, Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Sementara itu, Bupati Bogor, Nurhayanti, menyatakan, dalam menanggapi longsor ini ada dua tahapan yang dilakukan, yaitu tanggap darurat dan pasca. Tanggap darurat di antaranya dilakukan melalui evakuasi, sementara tahapan pascabencana masih membutuhkan koordinasi dengan pihak terkait, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dalam proses tanggap darurat ini, salah satu keputusan yang harus dibuat adalah menutup jalur Puncak dari Gunung Mas sampai Ciloto. "Ini risiko karena proses pembersihan material longsor juga masih berjalan," ucapnya.

Nurhayanti pun sepakat dengan Aher bahwa 24 dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor merupakan rawan bencana. Entah itu longsor, banjir hingga puting beliung. Dengan kondisi ini, Pemkab Bogor berkomitmen untuk meningkatkan kesiagaan masyarakat melalui imbauan.

 

 

photo
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/7).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menuturkan, proses pencarian korban longsor akan terus berjalan sampai sekitar 14 hari atau dua pekan. "Hari ini kami hentikan karena sudah malam dan cuaca tidak kondusif, dan besok akan lanjut," ujarnya.

Willem menjelaskan, sebelum tahap tanggap darurat, peringatan dini sebenarnya sudah disampaikan ke masyarakat melalui sosialisasi. Di antaranya oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyampaikan bahwa sebagian wilayah di Indonesia mengalami cuaca ekstrim sampai Maret.

Untuk tahap tanggap darurat ini, Willem menuturkan, fokus utama adalah penyelamatan agar tidak sampai ada korban jiwa. "Selanjutnya, masuk ke transisi menuju pemulihan atau normalisasi yang juga dibutuhkan koordinasi pihak lain," ucapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement