REPUBLIKA.CO.ID, MANGUPURA, BALI -- Perajin kerajinan lampion di kawasan Kerobokan, Badung, Bali, kebanjiran pesanan. Pesanan yang datang berupa lampion bernuansa Imlek menjelang perayaan Hari Raya Imlek 2018.
"Kebanyakan yang pesan dari hotel dan pusat perbelanjaan," kata Andrean Kholil, salah seorang pemilik 'art shop' lampion di kawasan tersebut, Kamis.
Ia mengaku, pesanan lampion Imlek itu datang dari berbagai daerah. Seperti area Kuta, Bali, Jakarta, Surabaya, Semarang hingga Kalimantan.
"Pesanan lampion mulai ramai sejak akhir bulan Desember tahun lalu. Sejak Desember hingga saat ini, saya telah membuat sekitar 1.000 lampion. Itu masih belum semua pesanan sudah terselesaikan dan sampai sekarang masih terus ada saja yang pesan," ujarnya.
Dibantu empat pekerjanya, Andrean mengaku sehari mampu menyelesaikan hingga 100 buah lampion bernuansa Imlek berbahan kain Peles dan kerangka rotan. Ukurannya pun bervariasi, mulai yang berdiameter 30 centimeter hingga 50 centimeter.
Lampion-lampion hasil kerajinan tersebut kemudian dijual dengan harga yang bervariasi. Mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 55 ribu tergantung ukuran.
Semakin mendekati Imlek, Andrean mengaku pesanan lampion terus berdatangan. Namun karena keterbatasan waktu dan tenaga, tak jarang dirinya harus menolak pesanan tersebut.
"Kalau yang pesan minta lampion jadi dengan cepat, saya biasanya menolaknya. Ya memang rugi, tapi tidak masalah daripada nanti pengerjaan molor dan kualitas tidak maksimal malah mengecewakan pembeli," ujarnya.