REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Di tengah isu longsor susulan, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor memastikan geliat industri pariwisata di kawasan Cisarua tetap ramai menjelang libur Imlek pekan depan. Keyakinan tersebut disampaikan Ketua PHRI Kabupaten Bogor, Budi Sulistio, Jumat (9/2).
Budi menjelaskan, hotel dan restoran akan tetap beroperasi untuk menyambut wisatawan yang ingin menghabiskan liburan di Cisarua, Bogor. "Ada sekitar 300 hotel dan restoran sekitar Ciawi hingga Gunung Mas," tuturnya.
Terkait penutupan jalur Puncak selama minimal 10 hari, Budi mengatakan, hanya kurang dari lima hotel dan restoran yang terkena dampak. Selebihnya, lokasi hotel dan restoran lebih banyak terpusat di bagian bawah atau antara Ciawi sampai Cisarua.
Budi tak menampik bahwa ada dampak dari longsor dan penutupan jalur Puncak. Beberapa tamu melakukan pembatalan menginap di sejumlah hotel. "Tapi, jumlahnya di bawah 10 persen dari total keseluruhan," ucapnya.
Budi mencatat, ada berbagai alasan dari pembatalan itu yang didominasi cemas dengan cuaca di Puncak. Faktor lainnya, tamu ingin melihat akses Puncak secara keseluruhan, sedangkan akses lalu lintas dari Gunung Mas sampai Ciloto, Cianjur, ditutup.
Untuk kelancaran hilir mudik kendaraan, Budi menjelaskan, pihaknya telah melakukan sosialisasi dengan kepolisian tentang kondisi sebenarnya di lapangan. Sosialisasi ke anggota terkait situasi saat ini juga sudah dilakukan, tuturnya.
Kepada masyarakat yang ingin berlibur di Cisarua pada libur Imlek mendatang, Budi mengimbau agar tidak perlu cemas. Sebab, masih banyak destinasi wisata dan penginapan yang bisa diakses, termasuk Taman Safari Indonesia.
Budi juga mendorong kepada pemerintah pusat maupun kabupaten untuk bisa bergerak cepat terhadap perbaikan jalur di Puncak. "Agar pariwisata bisa terus berjalan, pengunjung pun merasa aman," harapnya.