Sabtu 10 Feb 2018 15:50 WIB

Para Pemuka Agama Keluhkan Rumah Ibadah dan Simbol Agama

Hasil musyawarah tersebut banyak mengeluhkan cara penyampaian siar agama di Indonesia

Rep: Novita Intan/ Red: Esthi Maharani
Musyawarah Besar Pemuka Agama. Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin (kiri) bersama pimpinan perwakilan pemuka agama membuka Musyawarah Besar Pemuka Agama Untuk Kerukunan Bangsa di Jakarta, Kamis (8/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Musyawarah Besar Pemuka Agama. Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin (kiri) bersama pimpinan perwakilan pemuka agama membuka Musyawarah Besar Pemuka Agama Untuk Kerukunan Bangsa di Jakarta, Kamis (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Musyawarah Besar Pemuka Agama yang diselenggarakan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) di Grand Sahid Jaya, memasuki hari terakhir, Sabtu (10/2). Pada agenda hari ini, hasil musyawarah tersebut banyak mengeluhkan cara penyampaian siar agama di Indonesia.

"Mereka (pemuka agama) curhat penyiaran agama oleh suatu agama terhadap pemeluk agama lain secara tidak benar, jangan menggunakan simbol agama tertentu," ujar UKP-DKAAP, Din Syamsuddin, Sabtu (10/2).

 

(Baca: Musyawarah Pemuka Agama Bahas Tujuh Hal Ini)