REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Transportasi Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 Ipung Purnomo mengatakan opsi buka tutup jalan akan diberlakukan untuk mempercepat waktu tempuh dari Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat, menuju venue. Dia mengatakan buka tutup jalan itu ketika romongan atlet akan masuk gerbang tol dan jalan arteri menuju kawasan Gelora Bung Karno Jakarta.
Selama perhelatan Turnamen Invitasi Asian Games 2018, yang merupakan test event atau ajang uji coba, transportasi menjadi masalah utama. Waktu tempuh dari Wisma Atlet menuju venue di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, ditargetkan hanya 34 menit.
Namun, target dari Dewan Olimpiade Asia (OCA) itu belum dapat terpenuhi. “Hari pertama waktu tempuh dari Wisma Atlet Kemayoran menuju venue di GBK Senayan masih di atas satu jam. Hari kedua ada perbaikan menjadi 50 menit, kemudian menjadi 40 menit. Namun, waktu tersebut belum cukup untuk memenuhi permintaan OCA, yakni 34 menit,” kata Ipung, Senin (12/2).
Ipung menjelaskan, ketika Asian Games 2018 diselenggarakan, atlet yang menginap di Wisma Atlet Kemayoran akan menuju venue di berbagai lokasi seperti Senayan, Taman Mini Indonesia Indah (pencak silat, Cibubur (bola tangan), dan Pondok Indah (golf). Ipung menuturkan, Inasgoc sudah menyiapkan tiga jalur transportasi, yakni jalan tol, jalur arteri, dan jalur bus Transjakarta atau busway.
Terkait penggunaan jalur tol, dia mengatakan Inasgoc sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menggunakan bahu jalan agar mempercepat perjalanan atlet. Selain itu, dia mengatakan, buka-tutup lalu lintas akan diberlakukan ketika rombongan atlet memasuki persimpangan gerbang tol.
“Buka tutup akan dilakukan sekitar lima menit sebelum rombongan atlet akan lewat. Kalau dari Kemayoranyan akan ada buka tutup di Gerbang Tol Kemayoran, Gerbang Tol Pluit-Grogol, serta jalan arteri depan Gedung DPR/MPR, dari situ akan ada jalur merah khusus buat rombongan atlet menuju Senayan” kata Ipung.
Opsi lain untuk mengurangi kemacetan untuk mengurangi kemacetan selama Asian Games, yakni usulan libur sekolah dan pengaturan jam kerja karyawan di sekitar Senayan. Selain itu, Ipung mengusulkan ada pengaturan jam operasional untuk angkutan barang yang melalui jalur Tanjung Priuk-Pluit.
“Disamakan saja dengan jam operasional tol dalam kota, di mana kendaraan berat hanya beroperasi pukul 22.00-05.00 WIB. Ini akan sangat membantu lalu lintas yang melalui tol Kemayoran-Senayan,” kata dia.
Untuk mengatasi kepadatan kendaraan menuju kawasan GBK, Ipung juga menyarankan para penonton Asian Games 2018 memilih transportasi massal menuju GBK. Apalagi, dia menambahkan, kantong parkir di Senayan yang hanya mengnadalkan pusat belanja di seputar Senayan sangat terbatas.
Selain itu, dia menerangkan, GBK akan steril dari kendaraan. Karena itu pula Ipung belum bisa memastikan apakah bus-bus yang mengangkut atlet ini akan bisa masuk ke kawasan Gelora Bung Karno.
Sebab, ada persyaratan bahwa jarak tiga kilometer dari venue harus bebas emisi gas buang. “Jadi nanti bisa saja di kawasan GBK, kami akan gunakan kendaraan tenaga listrik, semacam golf car dengan ukuran besar, untuk membawa atlet,” kata dia.
Ipung menambahkan Inasgoc akan mengoperasikan 600 bus ketika Asian Games 2018 berlangsung. Jumlah ini hampir sepuluh kali dari jumlah bus yang dioperasikan ketika test event, yang hanya 70 bus. “Jadi memang akan banyak sekali bus yang dipakai,” kata dia.
Jumlah bus yang banyak ini membuat divisi transportasi Inasgoc memberikan perhatian pada halte atau shelter bus di Wisma Atlet. Halte atau shelter bus di Wisma Atlet menjadi kekurangan pada penyelenggaraan test event, yang berlangsung hingga Kamis (15/2).
Ipung mengatakan halte atau shelter bus di Wisma Atlet tidak bisa berfungsi. “Saat hari pertama jalur shelter bus sudah ambles, hari kedua sudah tidak bisa dipakai, sehingga bus tidak bisa memutar melalui shelter bus tersebut, sehingga menghambat perjalanan. Nanti akan dibenahi sehingga saat shelter bus akan berfungsi saat Games Times,” kata Ipung.