REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel menuduh Turki membantu kelompok Hamas Palestina untuk mendapatkan kekuatan militer. Hal ini memicu Israel melakukan penangkapan dan deportasi warga Turki.
"Kegiatan ekonomi dan militer kelompok tersebut di Turki berlangsung tanpa hambatan karena pejabat Turki telah menutup mata dan dalam beberapa kesempatan justru membantunya," ujar Badan Intelijen Israel, Shin Bet, dikutip Al-Arabiya.
"Kegiatan itu bergantung pada platform bisnis yang melayani Hamas terkait pencucian dana yang dikirim ke Yudea dan Samaria (Tepi Barat) dan digunakan untuk merekrut orang Israel," tambah badan itu.
Shin Bet mengatakan, seorang warga Turki bernama Cemil Tekeli telah ditangkap pada 1 Januari lalu karena dicurigai membantu Hamas dan kemudian dideportasi. Rekannya, seorang warga Arab-Israel bernama Dharam Jabarin, juga telah ditangkap dan akan diadili.
"Dalam penyelidikan terhadap Tekeli, diketahui Turki telah berkontribusi pada penguatan militer Hamas," kata Shin Bet. Hamas juga dituduh telah melakukan pencucian uang jutaan dolar melalui Turki.
Turki sebelumnya telah mengecam keputusan AS karena memasukkan pimpinan Hamas, yang menguasai Gaza, ke dalam daftar hitam terorisnya. Ankara mengatakan pihaknya berharap tindakan tersebut tidak akan berdampak negatif terhadap bantuan kemanusiaan Ankara ke wilayah Palestina.