Selasa 13 Feb 2018 16:55 WIB

Soal Penyerangan, Kiai Maruf: Utamakan Prinsip Tabayyun

Kiai Maruf berpesan agar masyarakat cek dan ricek.

Rep: Novita Intan/ Red: Agung Sasongko
Warga mebersihkan gereja pascapenyerangan yang dilakukan oleh seorang pria dengan senjata tajam saat ibadah misa di Gereja St. Lidwina, Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (12/2).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warga mebersihkan gereja pascapenyerangan yang dilakukan oleh seorang pria dengan senjata tajam saat ibadah misa di Gereja St. Lidwina, Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin meminta umat Islam tidak mudah terpancing dalam peristiwa penyerangan ustaz dan gereja. "Kami meminta masyarakat tidak terprovokasi, jangan bertindak sendiri-sendiri," ujarnya di kantornya, Jakarta, Selasa (13/2).

Kiai Maruf pun meminta masyarakat menggunakan prinsip tabayyun (klarifikasi) dalam menyampaikan berita, karena menyebar berita bohong atau hoax merupakan dosa besar.

"Jangan mudah percaya berita harus dicek dan ricek, harus di-tabayyun benar atau tidak," ungkapnya.

Menurutnya, apabila ada keresahan umat Islam dalam mendengar isu keagamaan yang menimbulkan kegaduhan maka dihimbau bisa melaporkan ke lembaga keagamaan seperti MUI.

"Ada lembaga, ada MUI maka salurkan, kami juga bisa mendesak pemerintah karena MUI akan melakukan untuk kebaikan umat," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement