Kamis 15 Feb 2018 11:54 WIB

Penganiayaan Ulama, IPI: Mari Semua Umat Bersatu

IPI berharap semua pihak tidak saling tuduh terkait fenomena ini.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Kiai Umar Basri (Ilustrasi)
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Kiai Umar Basri (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena penganiayaan yang dilakukan oleh orang gila terhadap tokoh-tokoh agama dinilai perlu mendapat perhatian lebih serius. Penganiayaan dilakukan hingga luka parah sampai meninggal dunia.

Berlanjut dengan penganiayaan pastur dan jemaat gereja, hingga perusakan tempat-tempat keagamaan dinilai sudah sangat meresahkan. Wakil Ketua Umum DPP Ikatan Pesantren  (IPI) KH Ahmad Imron menyampaikan, sangat perlu pencegahan dilakukan bersama-sama oleh semua lapisan masyarakat.

Kiai muda yang biasa disapa Gus Imron ini juga menegaskan jangan sampai masyarakat berasumsi buruk. Sehingga, fenomena ini perlu penanganan secara komprehensif.

"Kita serahkan ke penegak hukum untuk menyelidiki semua kejadian ini dan saya harap agar masyarakat tidak mudah terpancing, lakukan koordinasi dengan pihak terkait jika ada gelagat tidak baik," kata dia dilansir siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (15/2).

Dia juga berharap, agar semua pihak tidak saling tuduh terkait fenomena ini. Otoritas perlu mengupayakan kedamaian dan kenyamanan dalam memberi pemahaman terhadap masyarakat sehingga masyarakat aman dan tentram.

"Semua tokoh agama baik dari Islam, Kristen, Hindu dan Budha mari jaga kedamaian di antara kita, jangan saling kecam-mengecam kita satu bangsa, satu negara dan satu tujuan, mari kita sebarkan kedamaian sesama manusia Indonesia demi menuju ke lebih baik," kata dia.

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falahiyah Cisoka, Tanggerang ini juga mengimbau agar umat Muslim menyebarluaskan ajaran agama Islam secara komprehensif. Bahwa Islam sesuai faham Ahlussunnah wal Jamaah.

"Semua pasti sangat mengutuk kejadian-kejadian seperti itu. Perilaku radikal oleh agama apapun pasti dilarang apalagi jika ada motif-motif sudah pasti tidak sesuai dengan ajaran agama," tutupnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement