REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengawali kampanye perdananya dengan berkunjung ke Ponpes Alhikmussalafiyah, Desa Cipulus, Wanayasa, Purwakarta, Kamis, (15/2). Kedatangannya ke pesantren untuk mendengar aspirasi guru ngaji, ulama, dan para santri.
Kehadiran Ridwan Kamil disambut oleh 2000-an santri dan santriwati dengan menyanyikan Lagu RINDU diiringi dengan tarian riang gembira. "Saya datang ke sini untuk mendengarkan harapan-harapan santri dan ulama serta meminta doa pada para ulama untuk maju sebagai calon Gubernur Jabar," kata pria yang akrab disapa Emil seperti dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (15/2).
Emil mengatakan ingin membawa perubahan jika nantinya terpilih memimpin Jawa Barat. Kekuasaan itu ibarat kendaraan untuk mengangkut orang-orang susah, orang-orang yang menitipkan cita-cita, dan harapan.
Pada acara tersebut, Emil berdialog dengan para santri dan guru ngaji. Emil menururkan, bahwa yang pertama kali akan dia perjuangankan jika terpilih sebagai Gubernur Jabar adalah perda pesantren.
"Melalui perda itu, pesantren akan dibangun infrastrukturnya, ditingkatkan kesejahteraan guru ngaji. Itu hadiah buat para ulama," ucapnya.
Menurut Emil, setengahnya program terbaik di Kota Bandung akan dibawa ke Jawa Barat. Program tersebut antara lain Magrib Mengaji bagi anak-anak, Salat Subuh Berjamaah bagi pemudanya, bayar zakat menggunakan aplikasi yang terbukti mampu meningkatkan pengumpulan zakat dari Rp 5 miliar per tahun menjadi Rp 30 miliar.
Program lainnya yakni, meminta camat/lurah salat Jumat di masjid yang berbeda setiap hari Jumat, dan membawakan makanan ke rumah-rumah miskin untuk mendengarkan keluhan warga. Selanjutnya ada layad rawat, yang menyiapkan 1000 dokter untuk mendatangi dan mengobati warga yang sakit.
"Pada Pilkada ini saya berpasangan dengan Kang Uu (Uu Ruzhanul Ulum), Bupati Tasikmalaya. Keduanya punya pengalaman, saya berpengalaman di kota dan Kang Uu di desa, kita akan padukan pengalaman ini untuk memimpin Jabar," kata Emil.
Sementara itu, Ketua Ponpes Alhikmussalafiyah, KH. Abah Adang Badrudin menyatakan, dirinya dan para ulama berharap Jabar memiliki pemimpin yang menolong agama Allah, menolong rakyatnya dan nusa bangsa.
Dia mengingatkan bahwa untuk mengurus negara harus punya 4 ilmu, yakni mengurus negara menggunakan ilmu ulama, dipimpin oleh pemimpin yang adil, orang kayanya murah hati, menyumbang untuk mendukung negara, dan doanya orang tua dan rakyatnya, agar negara aman dan sejahtera.
"Kami butuh pemimpin yang mau ngurus agama, ngarangkul guru ngaji, dan mensejahterakan pesantren supaya pemimpin tersebut jadi contoh," ucap Abah Adang yang memiliki 5000-an santri.
Dari Ponpes Al-Hikamusallafiyah agenda blusukan Emil berikutnya adalah
berziarah ke makam Mama Sempur. Kemudian bersilahturahmi dengan keluarga Mama Sempur di Pesantren Sempur, Plered. Diakhiri pertemuan dengan para relawan RINDU sekaligus meresmikan Rumah Rindu di Wisma Suryo, Purwakarta.