Jumat 16 Feb 2018 19:09 WIB

Sepasang Harimau Sumatra Ditemukan di Toba Samosir

Lokasi tepat penemuan Harimau Sumatra dirahasiakan untuk mencegah perburuan liar.

Harimau Sumatera
Foto: Antara
Harimau Sumatera

REPUBLIKA.CO.ID, RANTAUPRAPAT -- Sepasang Harimau Sumatra terekam kamera jarak jauh atau kamera trap saat melintas dalam kawasan konservasi satwa liar Dolok Surungan, Kabupaten Toba Samosir. Program Maneger Tindakan Investigasi Memantau Ekosistem Sumatra Fajar Alam Siahaan di Rantauprapat, Jumat (16/2), mengatakan, penemuan itu hasil dari patroli tim konservasi Wilayah SM Dolok Surungan I di kawasan seluas 23.800 hektar pada Oktober 2017 hingga Februari 2018 bersama masyarakat.

Namun, dia menolak rincian lokasi penemuan satwa yang dilindungi undang-undang itu. Alasannya, untuk menghindari dari perburuan satwa liar.

Pihaknya yang bergerak di bidang perlindungan satwa langka di Dolok Surungan, Toba Samosir itu telah melaporkan penemuan tersebut kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara dan Tropical Forest Conservation Action for Sumatra (TFCA-Sumatra) atau disebut juga Aksi Nyata Konservasi Hutan Tropis Sumatra.

"Pemasangan kamera trap Januari 2018, sepasang Harimau Sumatra itu di temukan 3-6 Februari 2018," katanya.

Dia menjelaskan, selama ini keberadaan Harimau Sumatra dengan nama latin Panthera Tigris Sumatrae itu hanya cerita masyarakat selama puluhan tahun di Dolok Surungan yang berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Sepasang Harimau yang tertangkap kamera di kawasan konservasi seluas 23.800 hektar itu, diperkirakan berumur 5-10 tahun dan tinggi sekira 1 meter.

"Harimau jantan tertangkap kamera sekira (03/2/2018) pukul 13.56 WIB. Sedangkan harimau betina terekam (06/2/2018) pukul 06.02 WIB," ujarnya.

Kepala BBKSDA Sumut Hotmauli Sianturi ketika dihubungi mengapresiasi penemuan sepasang Harimau Sumatra oleh tim patroli konservasi dan lembaga pemantau perlindungan satwa liar di SM Dolok Surungan. Pihaknya akan terus berupaya menjaga satwa liar asli Indonesia tersebut dengan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang menjaga kelestarian satwa dan konflik manusia dengan harimau.

"Kami akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan akan menambah kamera trap untuk memantau aktivitas satwa liar itu," katanya.

Ia mengatakan, SM Dolok Surungan, Toba Samosir merupakan kawasan konservasi bagi perlindungan dan habitat satwa liar diantaranya Harimau Sumatra dan Tapir. Menurutnya, seekor harimau memerlukan 400 kilometer persegi kawasan hutan untuk aktivitas perburuan mencari makan dan daya jangkauannya di hutan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement