REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pendidikan Arief Rachman meminta, perguruan tinggi secara cepat merespon usulan Presiden RI untuk membuka program studi (Prodi) khusus tentang Kopi, Kelapa Sawit dan lainnya. Sebab, prodi tersebut dimaksudkan untuk menopang kemajuan bangsa ke depan.
"Harus direspon oleh perguruan tinggi, karena kadang-kadang ilmuwan tertinggal oleh politisi," kata Arief kepada Republika, Ahad (18/2).
Arief menjelaskan, dalam perkembangannya suatu ilmu kadang-kadang didahului oleh kebutuhan atau praktik masyarakat, untuk kemudian dikaji dan dikembangkan menjadi satu ilmu baru. Begitupun halnya, kata Arief, dengan prodi tentang kopi, kelapa sawit dan lainnya yang diusulkan Presiden Jokowi.
"Ilmu pengetahuan itu ada dan datang dari kebutuhan makhluk hidup. Jadi kenapa tidak untuk membuka jurusan baru," kata Arief.
Arief mengatakan, perkembangan Iptek, teknologi, dan industri yang semakin pesat menjadi salahsatu alasan untuk merespon hal itu. Meski begitu, dia juga menyarankan agar ragam prodi baru yang akan dibuka harus dipikirkan secara matang terlebih dahulu.
Artinya, perlu ada kajian dan pembahasan yang matang untuk meninjau eksistensi prodi tersebut dalam kurun waktu beberapa puluh tahun ke depan. Apakah prodi baru tersebut akan bisa bertahan dan mampu merespon kebutuhan zaman, atau malah sebaliknya.
"Begini, industri terus berkembang, sedangkan perkembangan iptek kita masih banyak ketinggalan. Jangan sampai, kita buka prodi baru sekarang, tapi beberapa tahun kemudian sudah tidak berguna lagi. Kan sayang juga," kata Arief.
Sebelumnya, ketika membuka Konferensi 2018 Forum Rektor Indonesia (FRI) di Universitas Hasanudin Makassar, Kamis (15/2) Presiden RI Joko Widodo meminta agar perguruan tinggi bisa membuka prodi khusus tentang, kopi, kelapa sawit. Menurut Presiden, prodi-prodi tersebut mempunyai peluang besar di dunia industri.
Jokowi juga meminta seluruh perguruan tinggi di Indonesia melihat perkembangan teknologi dan membukanya jurusan atau fakultas yang dapat menyerap tenaga kerja. "Adakah jurusan kopi? Belum adakan? Adakah jurusan kelapa sawit? Belum ada kan? Padahal dua jurusan itu banyak dinikmati masyakat. Kopi banyak di nikmati masyarakat, kelapa sawit lahannya di Indonesia mencapai 13 juta hektar," kata Jokowi.