Selasa 20 Feb 2018 09:07 WIB

Proyek Infrastruktur Buat Utang Luar Negeri Melonjak

BI terus memantau perkembangan ULN agar dapat berperan optimal dalam pembangunan.

Rep: Binti Sholikah, Fuji Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Dolar AS
Foto: VOA
Dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Utang luar negeri (ULN) Indonesia melonjak 10,1 persen. Pada kuartal IV 2017, utang luar negeri telah mencapai 352,2 miliar dolar AS atau setara Rp 4.757 triliun.

Melonjaknya utang luar negeri dipengaruhi kenaikan utang di sektor publik dan swasta sejalan dengan kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan produktif lainnya. Namun, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, menjelaskan, utang luar negeri Indonesia masih terbilang aman.

Alasannya, berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia masih didominasi utang jangka panjang. Perinciannya, ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1 persen dari total ULN dan pada akhir kuartal IV 2017 tumbuh 8,5 persen (yoy). "Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 20,7 persen (yoy)," ujarnya melalui siaran pers.

Menurut sektor ekonomi, kata dia, posisi ULN swasta pada akhir kuartal IV 2017 terutama dimiliki oleh sektor keuangan, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan. "Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,9 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pada kuartal sebelumnya sebesar 77,0 persen," ujarnya.

Pertumbuhan ULN pada sektor keuangan, sektor industri pengolahan, dan sektor LGA meningkat dibandingkan dengan kuartal III 2017. Di sisi lain, ULN sektor pertambangan mengalami kontraksi pertumbuhan.

Agusman mengatakan, Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada kuartal IV 2017 masih terkendali. Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal IV 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen.

Selain itu, rasio utang jangka pendek terhadap total ULN juga relatif stabil di kisaran 13 persen. "Kedua rasio ULN tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara lain," ungkapnya.

Bank Indonesia juga terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk meyakinkan ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement