REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2017 (RUPS TB 2017) di Ruang Bromo Kantor Pusat Bank Jatim, Surabaya, Selasa (20/2). Diantaranya tentang persetujuan laporan tahunan perseroan mengenai keadaan dan jalannya perseroan selama tahun buku 2017.
"Termasuk laporan pelaksanaan tugas pengawasan dewan komisaris selama tahun buku 2017 dan pengesahan laporan keuangan perseroan tahun buku 2017," kata Direktur Utama Bank Jatim Soeroso seusai mengikuti rapat.
Soeroso melanjutkan, dalam rapat tersebut juga dibahas penetapan penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2017. Termasuk juga pemberian bonus bagi pegawai, serta tantiem untuk direksi dan dewan komisaris.
Soeroso mengaku, meskipun ekonomi global mengalami ketidakstabilan pada 2017, Bank Jatim masih mampu menunjukkan pertumbuhan dan performa kinerja keuangan yang bagus. Berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2017 (audited), laba bersih Bank Jatim tercatat Rp 1,16 triliun atau tumbuh 12,76 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
Soeroso melanjutkan, kredit Bank Jatim juga mengalami pertumbuhan sebesar 7,01 persen, atau sebesar 31,75 triliun (YoY). Begitu pun, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 21,48 (YoY) atau sebesar 39,84 triliun.
"Ini masih menunjukkan tren kepercayaan masyarakat teradap Bank Jatim cukup tinggi. CASA rasio Bank Jatim selalu berada di atas 65 persen. Di tahun 2017, CASA rasio Bank Jatim sebesar 69,89 persen," ujar Soeroso.
Soeroso mengungkapkan, rasio keuangan Bank Jatim pada Desember 2017 juga menunjukkan peforma yang membanggakan. Antara lain, Return On Equity (ROE) sebesar 17,43 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 6,68 persen, Return On Asset (ROA) menjadi 3,12 persen, dan efisiensi pada Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) dari 72,22 persen menjadi 68,63 persen.
Tren kenaikan harga saham Bank Jatim (BJTM) diakui Soeroso juga menjadi perhatian masyarakat. Mengingat selama 2017 pertumbuhan harga saham BJTM mencapai 17,60 persen, yang ditutup pada level Rp 710/ lembar.
"Di tahun ini pula, BJTM membukukan harga saham tertinggi dalam sejarah sejak IPO di 2012. Yaitu sebesar Rp 840/ lembar saham pada April 2017," kata Soeroso.
Namun demikian, lanjut Soeroso, Bank Jatim akan terus melakukan berbagai terobosan demi meningkatkan kepuasan nasabah. Bahkan, pada 2018, Bank Jatim berencana meningkatkan fee based income yang sejalan dengan pengembangan teknologi digital e-banking, yang telah dimiliki Bank Jatim.