REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BFI Finance Indonesia Tbk mulai menyalurkan pembiayaan dengan prinsip syariah pada tahun ini. Penyaluran produk dengan skema syariah tersebut telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pekan lalu.
Direktur IT dan Keuangan BFI Finance, Sudjono, mengatakan, dalam waktu dekat akan meluncurkan skema pembiayaan syariah. Rencananya, peluncuran dilakukan pada Maret 2018.
"Karena izin baru ada, jadi pengenalan dan promosi nanti saat launching. Karena sebelum izin turun kami tidam berani gerak," kata Sudjono kepada wartawan seusai Konferensi Pers BFI RUN 2018 di Jakarta, Selasa (20/2).
Sudjono menyatakan, BFI Finance berminat menyalurkan pembiayaan syariah karena melihat potensi pasarnya masih besar. Terutama dari sisi penduduk Muslim di Indonesia dan inklusi keuangan di sektor syariah yang belum terlalu tinggi.
"BFI melihat itu oportunity. Tapi melihat lebih dalam lagi kami tes di pasar. Ide-idenya ada tapi belum di-launching. Maret sudah soft launching," ucapnya.
Sudjono menyebut, penyaluran pembiayaan syariah pada 2018 belum ditargetkan terlalu besar, angkanya sekitar Rp 100 miliar. Sebab, BFI tidak ingin skema syariah justru menyisihkan produk yang sudah eksis.
Karenanya, pemasaran pembiayaan syariah bakal dilakukan menggunakan teknologi informasi (TI). Beberapa produk yang ditawarkan dengan skema pembiayaan syariah antara lain, wisata halal dan perjalanan religi. Sementara, pembiayaan otomotif belum dipasarkan dengan skema syariah, meski izin dari OJK sudah bisa mengakomodasi.
"Bukan pembiayaan yang sifatnya reguler tapi lebih mengandalkan teknologi informasi. Seperti wisata halal, perjalanan religi dan sebagainya. Fokus kami satu-satu," ungkapnya.
Menurutnya, prospek pembiayaan syariah di BFI Finance dimulai dari nol. BFI belum akan terlalu agresif menyalurkan pembiayaan syariah. Apapun yang didapat kami syukuri. Kami kaji market kemudian menyasar market yang lebih realistis di tahun-tahun selanjutnya," ujarnya.