Kamis 22 Feb 2018 14:55 WIB

Menpar: Pariwisata Jadi Penghasil Devisa Terbesar Kedua

Pariwisata kalahkan devisa dari minyak bumi, gas dan batu bara.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka perhelatan Gebyar Pesona Budaya Garut (GPBG) di Lapang Ciateul, Kamis (22/2).
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka perhelatan Gebyar Pesona Budaya Garut (GPBG) di Lapang Ciateul, Kamis (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Menteri Pariwisata Arief Yahya meyakini potensi sektor pariwisata untuk menopang ekonomi Indonesia akan terus tumbuh. Apalagi seiring pesatnya promosi yang meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia.

Pihak Kemenpar, kata dia, terus mengkalkulasi pendapatan yang diperoleh negara sebagai hasil sektor pariwisata. Ia mengklaim sektor pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar urutan kedua.

"Untuk Indonesia, pariwisata jadi penghasil terbesar devisa kedua. Jangan khawatir, pariwisata kalahkan devisa dari minyak bumi, gas dan batu bara. Pariwisata hanya kalah dari sektor kelapa sawit," katanya pada wartawan dalam kegiatan Gebyar Pesona Budaya Garut, Kamis (22/2).

Ia optimistis penghasilan devisa dari sektor pariwisata dapat meroket di tahun ini seiring berbagai event di seluruh wilayah Indonesia. Ia yakin peluang sektor pariwisata bisa menjadi penghasil devisa terbesar. Apalagi bisnis di bidang pariwisata menurutnya tidaklah rumit.

"Tahun ini pariwisata semoga jadi yang terbesar. Pariwisata itu industri paling mudah dan murah untuk kesejahteraan," ujarnya.

Ia menjanjikan Kemenpar akan selalu memberi kemudahan bagi kemajuan industri pariwisata. Berbagai bentuk kemudahannya bisa berupa bantuan promosi, pelatihan atau bimbingan teknologi.

"Kemenpar akan secara langsung dukung," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement