REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Media Survei Nasional Rico Marbun menilai tidak ada keuntungan politik yang didapatkan Partai Hanura maupun Wiranto setelah partai itu mendeklarasikan Wiranto sebagai bakal calon wakil presiden (bakal cawapres) mendampingi calon pejawat Joko Widodo (Jokowi). "Kalau menurut saya, itu belum ada keuntungan politiknya baik untuk Hanura maupun untuk Wiranto. Bagaimana jika pada akhir 2018 ini suara Pak Jokowi di bawah 20 persen. Kalau ini terus menurun, kan rugi mau jadi cawapres tapi orang (capresnya) kalah," kata dia di Jakarta Kamis (22/2).
Rico mengatakan, dalam kondisi politik sekarang ini, jangan terburu-buru mendeklarasikan menjadi bakal cawapres dari siapapun itu. Sebab, parpol juga memperhatikan suara atau keinginan dari akar rumput, apakah selaras antara keinginan akar rumput dan keinginan elit parpol. "Belum tentu konstituen itu mau dengan pilihan elitnya. Jadi menurut saya, jangan terburu-buru mendeklarasikan dirinya menjadi cawapres dari si A si B," kata dia.
Karena itu pula, Rico menyarankan agar hati-hati dalam memilih capres. Boleh saja mengajukan diri sebagai cawapres, tapi juga harus tetap hati-hati saat menentukan capresnya, agar tidak salah memilih capres. "Saya cuma pesan saja dari hasil survei, hati-hati memilih capres. Silakan mau jadi cawapres terserah, tapi memilih capresnya harus hati-hati. Jangan sampai dia pilih capres yang suaranya lagi turun," ucap dia.