Senin 26 Feb 2018 01:27 WIB

Ingin Dialog, Korea Utara Mulai Melunak dengan AS?

Kim Jong-un ingin memberbaiki hubungan dengan AS.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
North Korean leader Kim Jong Un delivers his New Year's speech at an undisclosed place in North Korea Monday, Jan. 1, 2018.
Foto: AP
North Korean leader Kim Jong Un delivers his New Year's speech at an undisclosed place in North Korea Monday, Jan. 1, 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, PYEONGCHANG -- Utusan dari Korea Utara secara khusus datang ke Korea Selatan untuk menyampaikan minat membuka pembicaraan dengan AS.

Utusan Korea Utara, Kim Yong-chol, berada di Korea Selatan untuk mengikuti acara penutupan Olympiade Musim Dingin Pyeongchang 2018. Dalam pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Kim menyatakan pemimpin Korea Utama Kim Jong-un ingin memperbaiki hubungan dengan AS dan merasa sudah cukup menunda pembicaraan dengan rivalnya, demikian dilansir Associated Press, Ahad (25/2).

Saat penutupan Olympiade Pyeongchang, Kim nampak duduk di area VIP tak jauh dari putri Donald Trump, Ivanka, dan komandan tinggi militer AS Jenderal Vincent Brooks.

Moon juga berpikir persoalan mendasar di Semenanjung Korea harus diselesaikan segera. Moon sempat menerima undangan untuk datang ke Korea Utara tak lama setelah acara pembukaan Olympiade 2018 berlangsung, tapi belum merespons. Moon terikat komitmen bersama AS atas sanksi yang dijatuhkan kepada Korea Utara.

Meski ada harapan, skeptisme rujuknya dua negara Korea ini juga besar. Para pengamat menilai, pendekatan Korea Utara itu untuk membuka jalan untuk sedikit meredakan tekanan ekonomi mereka dengan berusaha memenangkan konsesi melalui Seoul.

Kim Yong-chol menjabat Kepala Intelijen Militer Korea Utara saat Korea Utara menyerang Korea Selatan dan menewaskan puluhan orang pada 2010 lalu. Ia merupakan salah satu orang paling berpengaruh di Korea Utara.

Beberapa saat sebelum seremoni penutupan dimulai di luar Stadion Olympiade Pyeongchang, lebih dari 200 orang menggelar aksi anti-Pyongyang. Mereka meneriakkan seruan agar Kim Yong-chol masuk neraka.

''Bagaimana bisa seorang pembunuh diundang, dilindungi, dan masuk ke sini? Beginilah Korea Selatan sekarang,'' kata salah seorang demonstran.

Kim Yong-chol sebelumnya masuk dalam daftar hitam Korea Selatan. Namun, Seoul mencabut sementara itu agar Kim bisa masuk sebagai utusan Pemerintah Korea Utara. Para pengunjuk rasa juga menolak rencana gelaran Olympiade Pyongyang. Mereka menilai hal itu hanya jadi alat propaganda Korea Utara.

Olympiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 jadi titik tolak mencairnya kembali hubungan dua negara Korea pada Januari 2018 ini. Kedua negara bahkan mengusung bendera yang sama dalam pembukaan Olympiade pada Jumat (9/2). Kim Jong-un bahkan mengutus saudarinya, Kim Yo-jong, untuk menghadiri acara pembukaan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement