Senin 26 Feb 2018 13:17 WIB

Jangan Gunakan Cara 'Ular Tangga' untuk Meraih Sukses

Ketika mencapai puncak tiba-tiba terpelanting turun ke titik nadir menjadi tersangka.

Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo
Foto: Kowani
Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Meraih kesuksesan diperlukan kerja keras dan tahapan untuk menggapainya. Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo mengingatkan bahwa kesuksesan tidak bisa diraih dengan cara instan.

Apalagi, meraih sukses dengan cara 'ular tangga' dengan menghalalkan berbagai macam cara. Pesan itu disampaikan Giwo Rubianto saat berbicara di acara diskusi bulanan Alumni Bicara IKA Usakti dengan tema 'Wanita Hebat, Indonesia Kuat'.

"Itu terjadi di hampir semua sisi kehidupan, mulai dari eksekutif, legislatif maupun yudikatif termasuk dalam kehidupan bermasyarakat. Alhasil ketika sudah mencapai puncak tiba-tiba terpelanting turun tangga sampai ke titik nadir, terendah menjadi tersangka," ujar Giwo Rubianto.

 

Giwo Rubianto menyampaikan hal itu ketika diminta moderator untuk menceritakan pengalamannya selama kuliah. Ia mengatakan dulu kuliah di dua universitas sekaligus yaitu UNJ dan Trisakti di fakultas arsitektur landscape.

“Terus terang kedua kegiatan perkuliahan itu penuh dengan liku-liku perjuangan yang menguras tenaga, pikiran, memeras keringat bahkan tak jarang menguras air mata," kata dia.

 

Tetapi akhirnya setelah melalui perjuangan, ia bisa mengubah usaha itu menjadi 'mata air'. Menurutnya, dalam kehidupan selalu ada proses secara bertahap termasuk dalam perkuliahan. "Jangan sekali-kali kita memilih proses 'ular tangga' dimana karena ingin menghindari proses lalu menggunakan segala macam cara untuk mencapai sukses," ujarnya menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement