REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Gilang Akbar Prambadi
Wartawan Republika
Merana pada awal musim hingga berujung pada pemecatan Vincenzo Montella dari kursi pelatih sempat membuat AC Milan menuai banjir cibiran. Gelontoran ratusan juta euro yang dikeluarkan pada bursa transfer musim panas 2017 tak mampu menolong mereka untuk berprestasi.
Penunjukkan sosok Gennaro Gattuso yang minim pengalaman di dunia kepelatihan untuk menggantikan posisi Montella pada akhir November 2017 pun kian membuat Milan dihujani tanya. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan miring itu kemudian benar-benar mengecewakan.
Pada dua laga awalnya memimpin, Gattuso membuat Milan jadi kesebelasan pertama yang memberikan tim gurem, Benevento angka di pentas Liga Seri A Italia 2017/2018. Beberapa hari kemudian, Milan digulung dua gol tanpa balas oleh tim antah berantah, Rijeka pada ajang Liga Europa.
Sempat bangkit dengan meraih dua kemenangan beruntun dengan mengalahkan Bologna di liga dan Hellas Verona di ajang Coppa Italia, Rossonerri kembali nelangsa. Dua laga berikutnya dilalui dengan kekalahan. Satu di antaranya menuai amarah besar dari Milanisti karena tim kesayangannya kalah 0-2 oleh Atalanta di rumah sendiri.
Namun perjalanan kelam tersebut perlahan mulai ditutup dengan meyakinkan oleh Gattuso. Pepatah Roma tak dibangun dalam sehari juga ternyata berlaku bagi Milan. Tim asal Kota Mode ini melesat hingga sekarang.
Melalui 12 laga terakhir, Milan tak lagi pernah tersentuh kekalahan. Perjalanan Gattuso dan pasukannya meroket menjelang memasuki tahun 2018.
Sembilan kemenangan dan tiga hasil seri jadi penghias riwayat pertandingan Milan dalam dua bulan terakhir. Hasilnya pun positif, Milan gemilang pada semua kompetisi yang diikuti.
Pada ajang Seri A Italia, posisi Milan terus merangkak hingga menempati peringkat tujuh dengan 44 angka dari 26 kali bertanding. Di Coppa Italia, Milan sukses menembus babak semifinal. Cara Milan mencapai babak empat besar pun sangat bergaya. Kolektor tujuh gelar Liga Champions ini mengempaskan rival sekota, Inter Milan di babak perempat final.
Tak cuma itu, Milan juga kini menatap babak 16 besar Liga Europa. Pada fase ini, Milan akan bertemu raksasa Inggris yang sedang layu, Arsenal.
Sentuhan Gattuso terhadap perkembangan Milan pun menuai pujian. Dalam perjalanannya, pelatih yang pernah dijuluki si Badak semasa aktif jadi pesepak bola ini banyak melibatkan pemain-pemain muda jebolan akademi.
Dua yang paling tenar adalah Patrick Cutrone dan Davide Calabria. Kedua sosok yang sama-sama masuk akademi Milan tahun 2006 ini jadi pahlawan ketika timnya melibas Roma pada matchday ke-26 Serie A di Olimpico, Senin (26/2) dini hari WIB. Gol-gol yang dibuat keduanya membuat Milan menang 2-0.
Cutrone mengungkapkan, di bawah besutan Gattuso, Milan benar-benar bersatu. Hal inilah yang membuat ia dan rekan-rekannya selalu percaya diri setiap tampil di lapangan.
"Setiap pertandingan selalu kami lalui dengan berani, kami benar-benar percaya diri dengan langkah kami di lapangan," kata pemain berusia 20 tahun tersebut dikutip dari ESPN, Senin (26/2).
Gattuso membenarkan apa yang disampaikan strikernya tersebut. Pelatih berusia 40 tahun ini pun meminta pasukannya untuk tetap menjaga fokus. Gattuso mengatakan, pujian yang kini sedang menyapa Milan tidak akan ada artinya jika usaha tak berbuah prestasi.
Terdekat, Gattuso ingin melihat Milan melaju ke final Coppa Italia. Ada Lazio yang menunggu untuk dihadapi pada leg kedua babak semifinal di Olimpico, Kamis (1/3) dini hari WIB. Milan membutuhkan gol untuk bisa melaju ke final karena pada leg pertama cuma bermain 0-0 di San Siro.
"Saya minta mereka menggunakan helm karena kami akan bertempur habis-habisan di medan laga. Laga melawan Lazio sangat penting, kami harus tetap menjaga ritme," kata Gattuso.