Selasa 27 Feb 2018 15:01 WIB

Korut Tolak Perundingan dengan AS Jika Ada Prasyarat

Trump mengatakan perundingan hanya mungkin dilakukan di bawah kondisi yang benar.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Kim Jong un
Foto: EPA/KCNA
Kim Jong un

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) menemui jalan buntu mengenai prospek perundingan damai secara langsung. Seperti yang terjadi pada Selasa (26/2), delegasi Pyongyang di Korea Selatan (Korsel) mengulangi pendiriannya tidak akan mempertimbangkan prasyarat dari AS.

Olimpiade Musim Dingin itu telah memicu gelombang baru dalam manuver diplomatik, yang membawa pemanasan hubungan antara Utara dan Selatan dan menawarkan pembicaraan antara AS dan Korut.

Pada Senin, Presiden AS Donald Trump mengatakan perundingan hanya mungkin dilakukan di bawah kondisi yang benar, setelah pejabat mengatakan Korut harus melakukan denuklirisasi. Beberapa jam kemudian muncul pernyataan Pyongyang telah mengulangi posisinya dalam pembicaraan antara delegasi Korut yang menghadiri upacara penutupan pertandingan dan pejabat pemerintah senior Korsel.

Menurut juru bicara kepresidenan, parlemen Korsel, kepala Kantor keamanan Nasional, wakil menteri Kementerian Unifikasi dan pejabat penting Seoul mengadakan pertemuan pada Senin untuk membahas isu nuklir tersebut.

Kim Yong-chol, kepala delegasi Korea Utara, mengatakan Pyongyang telah menunjukkan kesediaan mengadakan pembicaraan dengan AS dalam berbagai kesempatan. Dan dia menekankan tidak ada prasyarat yang harus dilampirkan pada perundingan.

Itu berarti Pyongyang tidak akan meminta agar Korsel dan AS mengakui Korut sebagai negara berkekuatan nuklir, ini juga menunjukkan rezim Kim Jong-un tidak akan menerima tuntutan pertanyaan tentang senjata nuklirnya terbuka untuk diperdebatkan.

Pyongyang terus bersikeras senjata nuklirnya adalah pencegah yang melindungi kedaulatan negara dari musuh seperti AS dan tidak dapat disertakan dalam diskusi apa pun. Pengamat meyakini Kim menganggap pencegah nuklirnya sangat penting bagi kelangsungan hidup negaranya.

Gedung Putih sebelumnya telah membalas tawaran Korut dengan mengulangi  perundingan dimungkinkan jika Pyongyang bersedia melakukan penghapusan senjata nuklirnya. AS cenderung mengambil garis tegas dalam denuklirisasi karena tampaknya pihaknya berada di atas angin saat ini.

Saksi internasional jelas membuat Korut menjadi korban tidak mungkin Pyongyang akan memulai putaran pengenduran sekarang jika berada dalam posisi kuat dan pemerintah Trump kemungkinan akan menuntut persetujuan penuh, seperti dilaporkan Telegraph, Selasa (27/2).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement