REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian masih belum bisa memenuhi kebutuhan bawang putih di dalam negeri. Keran impor pun dibuka sekitar 400 ribu ton untuk tahun ini untuk konsumsi.
"Banyak ya memang dari Cina, yang bawang putih biasa dan kating," kataDirektur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Prihasto Setyanto, Selasa (27/2).
Ia mengatakan, kebutuhan nasional bawang putih per tahun sebesar 500 ribu ton. Namun dengan penanaman bawang putih 12 ribu hektare tahun ini, baru bisa tercapai 60 ribu ton bawang putih. Sayangnya, hasil tersebut diperuntukan untuk benih.
"Kalau benih tecapai, sisanya untuk konsumsi," ujarnya.
Swasembada bawang putih ditargetkan pemerintah terwujud pada 2019. Ia menambahkan, untuk mewujudkannya dibutuhkan 73 ribu hektare lahan bawang putih yang terbagi, 60 ribu hektare untuk konsumsi dan 13 ribu hektare untuk benih.
Dengan lahan 60ribu hektare jika tertanam semuanya maka akan menghasilkan lebih dari 480 ribu ton. Dengan catatan, provduktivitas rata-rata sebesar 8,35 ton per hektare.
Wilayah paling potensial untuk pertanaman bawang putih ini adalah Solok (Sumbar), Bantaeng (Sulsel), Enrekang (Sulsel) dan Banyuwangi (Jatim). Kawasan ini merupakan lahan yang berada di atas 800 meter dpl.
Hanya saja, kata dia, daerah potensial tersebut tidak dilengkapi petani yang kompetitif. Maksudnya, petani sayur di tanah air tidak terbiasa dengan bawang putih, mengingat produksi bawang putih Indonesia berjaya 20 tahun lalu.
"Tinggal bagaimana pelatihan kepada para petani ini," kata dia.