Rabu 28 Feb 2018 19:35 WIB

Airlangga: Prioritas Golkar Tingkatkan Elektabilitas Partai

Golkar menyerahkan kepada Jokowi soal pilihan cawapres.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto usai memyampaikan sambutan dalam acara rapat konsultasi DPP Partai Golkar dengan kepala daerah/wakil kepala daerah kader partai golkar di Jakarta, Senin (19/2).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto usai memyampaikan sambutan dalam acara rapat konsultasi DPP Partai Golkar dengan kepala daerah/wakil kepala daerah kader partai golkar di Jakarta, Senin (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menegaskan terkait calon wakil presiden (cawapres) untuk saat ini pihaknya menyerahkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, yang terpenting untuk saat ini adalah terus bekerja untuk menggenjot elektabilitas.

"Kita Istighasah dulu. Kalau kita, serahkan ke bapak presiden yang penting sekarang kita kerja-kerja dulu. Karena kita ingin meningkatkan elektabilitas," ujar Menteri Perindustrian tersebut, disela-sela acara Istighasah di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (28/2).

Selain itu, Airlangga menginginkan konsentrasi terhadap pilkada serentak yang diselenggarakan tahun ini tidak terpecah. Oleh karena itu, Airlangga ingin semua kader Partai Golkar bersiap memghadapi pilkada, pileg, termasuk menghadapi Pilpres 2019 mendatang. "Sekarang kita konsolidasi dulu hasil pilkada dimaksimalkan," tambahnya.

Kemudian terkait isu adanya keinginan untuk kembali mencalonkan kembali Jusuf Kalla sebagai cawapres mendampingi Joko Widodo, Airlangga enggan berkomentar banyak. Dia mengatakan akan menanyakan langsung ke Jusuf Kalla. Sementara perihal nama dirinya yang diusulkan menjadi pendamping Joko Widodo, Airlangga ingin melihat perkembangan elektabilitas lebih dulu.

"Kta tidak mau berandai-andai, kita berdoa aja dulu. Kita minta ridho Allah," tutup Airlannga.

Sebelumnya, Partai Golkar sendiri jauh-jauh hari sudah memutuskan untuk mengusung Joko Widodo maju pada Pilpres 2019. Ketika itu Partai berlambang Pohon Beringin itu masih dibawa komando Setya Novanto, yang saat ini menjadi tersangka dan menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada kasus korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement