Kamis 01 Mar 2018 21:02 WIB

Dewan Kopi Indonesia Resmi Dibentuk

Pembentukan dewan ini terbilang terlambat dibanding komoditas perkebunan lainnya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
 Buruh tani memanen kopi. (ilustrasi)
Buruh tani memanen kopi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG SELATAN -- Menteri Pertanian periode 2004-2009 Anton Apriantono mengumumkan pendirian Dewan Kopi Indonesia (Dekopi). Pembentukan Dekopi itu dilandasi tujuan makin mempopularkan kopi sebagai komoditas unggulan Indonesia dan memajukan industri perkopian.

Dekopi hadir diharapkan untuk memajukan perkopian Indonesia. ingin mengembalikam kejayaan kopi nasional dengan menyatukan para stakeholder dan pemerintah. Kopi kita terkenal dimana-mana tetapi banyak orang Indonesia yang masih mengkonsumsi kopi rendah ada pula kopi impor, ujar Anton dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (1/3).

Anton mengakui, pembentukan Dekopi ini termasuk terlambat jika dibanding dengan dewan sejenis untuk komoditas perkebunan lainnya, seperti sawit, atsiri, dan teh. Selain itu, urusan mendesaknya pendirian Dekopi juga karena produksi kopi Indonesia masih di bawah Brazil dan Vietnam.

Anton yang tercatat pernah menjabat Menteri Pertanian era kabinet Pressiden Susilo Bambang Yudhoyono itu menuturkan Kepengurusan DPP Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) akan segera diumumkan dalam waktu dekat setelah sebelumnya dideklarasikan di Yogyakarta pada tanggal 9 Desember 2017 lalu. Deklarasi sebelumnya telah dilakukan sejumlah organisasi kopi dan tokoh-tokoh perkopian Indonesia.

Kemudian sebagai tindak lanjutnya, diadakan rapat para stakeholder kopi pada tanggal 22 Januari 2018 di Ditjen Perkebunan yang mengesahkan AD/ART serta membentuk Tim Formatur Dekopi. Tim itu sendiri menunjuk Anton Apriyantono sebagai formatur Ketua Umum DPP Dekopi. "Dekopi telah dideklarasikan dan formatur akan diumumkan. Saya sudah ditunjuk jadi ketua umumnya," ujar Anton.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu juga mengatakan akan mengumumkan kepengurusan DPP Dekopi 11 Maret 2018 mendatang bertepatan dengan Pameran dan Ekspo Kopi Nusantara yang akan diselenggarakan 9 sampai dengan 11 Maret 2018 di Intermark Convention Hall, Serpong.

Selain mengumkan pendirian organisasi, dan meresmikan kepengurusan, Dekopi juga akan mencanangkan Hari Kopi Nasional. "Agar masyarakat lebih tahu kopi kita. Kopi kita dikenal dimana-mana di sejumlah negara lain tapi masyarakat kita tidak banyak yang tahu. Malah tahunya kopi impor. Betapa kayanya kopi kita dan dikenal dunia, kenapa kita kurang apresiasi," kata dia.

Untuk itu, nantinya akan diusulkan pula 11 Maret sebagai Hari Kopi Nasional sebagai penanda bangkitnya kopi Indonesia. Dengan pencanangan Hari Kopi Nasional itu, Dekopi ingin kopi ini salah satu komoditi yang mampu memberikan kesejahteraan bagi pelakunya. Dekopi juga akan usulkan kepada pemerintah 11 Maret menjadi hari kopi nasional.

Di Dekopi berkumpul Coffee Love Indonesia (CLI), Asosiasi Petani Kopi, Asosiaai Kopi Luwak, Asosiasi Kedai Kopi dan para pihak yang berkaitan dengan kopi. Dekopi juga akan mengundang kafe-kafe kopi di Indonesia untuk turut berperan dalam pameran kopi nanti.

Pada kesempatan itu Jamil Musanif, formatur Sekretaris Jenderal Dekopi, menuturkan tingkat konsumsi kopi masyarakat Indonesia terhadap kopi masih terbilang rendah jika dibanding negara lain. "Konsumsi masyarakat kita berkisaran 4 Kg pertahun. Sementara di Jepang dan negara-negara Eropa mencapai 5 Kg pertahun. Bahkan ada negara yang sampai 11 Kg per kapita," tutur Jamil.

Jamil berharap dengan pendirian Dekopi, konsumsi masyarakat bisa meningkat dan bisa mensejahterakan para pelaku industri perkopian dari hulu hingga hilir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement